Jumat, 28 Maret 2014

PAEDAGOGI TRANSFORMASI, TEORITIS DAN ABAD KE-21

    Persyarataan formal, yaityarn guru ada yang cenderung statis dan ada yang dinamis. Persyaratan yang cenderung statis berupa persyaratan formal, yaitu kualifikasi akademik dan sertifikat guru. Persyaratan yang bersifat dinamis yaitu kompetensi substantif, karena harus menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan masyarakat.
     Dengan pedagogi transformatif, konstruksi sosial kurikulum dipahami sebagai seperangkat nilai-nilai dan keyakinan yang mencerminkan esensi anak didik sebagai makhluk transformasional, bukan sekedar dipersepsi sebagai transaksi antara mereka dengan guru. Konsejuensi perubahan dari sudut pandang ini adalah pengenalan kembali bentuk-bentuk baru pedagogi dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam perspektif seperti itu, pengetahuan tidak dapat lagi dianggap sebagai konten pedagogi yang netral. Pedagogi transformatif harus memiliki agenda bagi proses penciptaan pengetahuan, fasilitasi, hubungan dengan kekuasaan serta kurikulum berbasis produk ilmu pengethuan itu sendiri.

Pendidikan informal vs Pendidikan formal
Belajar individual vs Belajar kolektif
Pembelajaran vs Perkembangan praktik sosial

   Pedagogi transformatif sangat dekat dengan pedagogi kritis (Giroux, 1997) dan pedagogi radikal (McWilliams, 1997), karena memang akar teoritisnya adalah teori kritis pendidikan (critical theory of education).
      Meskipun tidak ada definisi statis mengenai pedagogi kritis dan pedagogi transfirmatif, namun oleh guru dan pendidik pada umumnya istilah itu telah digunakan sebagai strategi baru untuk menghadapi perubahan konteks sosial dan historis. Pedagogi trnasformatif, seperti halnya banyak pemikiran teoritik lain di bidang pendidikan, melahirkan multiperspektif. Meski ada pewarnaan baru, namun esensi pedagogi tetap tidak keluar dari kesejatiannya antara lain sebagai berikut:
a.   Pedagogi kerja, dimana siswa belajar dengan membuat produk yang berguna atau menyediakan layanan yang bermanfaat.
b.   Pembelajaran kooperatif, dimana kegiatan belajar mengajar dan belajar dilaksanakan berdasarkan kerjasama dalam proses yang produktif.
c.    Pembelajaran berbasis penyelidikan, dimana kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode trial and error.
d.      Metode kerja ilmu pengetahuan alam atau sains
e.      Pembelajaran berbasis atau berpusat pada minat siswa belajar dan rasa ingin tahu mereka.

Sumber: Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar