Minggu, 24 Februari 2013

Hidup adalah ANUGERAH.

   Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara. Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
   Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga. Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya. Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan. Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
   Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu. Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain, Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan. Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

Jumat, 22 Februari 2013

Tahun 2013.

   Semua t'lah terjadi dan selalu menghantui, meninggalkan banyak berkas-berkas cahaya yang mengajarkanku tentang perjuangan hidup yang belum sempat terhenti oleh waktu. Berjalan di atas begitu banyak harapan dan impian membuat hari-hari berwarna, kelam dan cerah. Seiring waktu berputar, senyum inipun berubah makna buat setiap tatapan indah, tertutup dan bahkan penuh dengan misteri.
   Berharap aku bisa melepaskan beban berat dipundak ini, berDoa untuk setiap dosa yang masih menyelimuti darah ini, seandainya bumi berhenti berputar, adakah lagi perasaan ini menemani hariku. Ayah Ibu, peluk aku seperti pertama kalinya aku hadir didunia ini, cium aku dan lindungi setiap langkah kakiku. Seharusnya aku selalu hadir untuk memberi warna ceria di keluarga kita, tapi saat ini apa yang bisa kuberikan buat kalian.
   Tawaku terkadang menjadi bumerang buatku, menutupi sakit yang kurasakan. Bibir selalu tertahan mengungkapkan semua perasaan ini, melankolis yang seakan mendarah daging membatasiku untuk berani berjuang dalam keterpurukan. Hai jiwaku, bangkitlah dan berlarilah dari ruang hampa itu. Buka pintu dan keluarlah menuju terangnya dunia masa depanmu yang penuh dengan harapan.
Semua sudah terjadi dan berlalu seiring kau lalui jalanmu. Tak ada lagi waktu untuk mengatakannya, buktikan bahwa kau tetap semangat menata masa depanmu, menciptakan dunia baru.