Jumat, 20 Juni 2014

Testimoni Perkuliahan Paedagogi

      Perkuliahan mata kuliah Paedagogi yang berlangsung selama satu semester ini penuh dengan dinamika, banyak terjadi kesalahan yang dilakukan oleh para peserta perkulihan. Tidak berkomitmen dan kurangnya tanggungjawab untuk melakukan proses belajar mengajar para peserta didik membuat suasana kelas sering mengalami kepasifan. Kontrak perkuliahan yang diberikan sepertinya tidak menjadi patokan dan pedoman bagi para peserta perkuliahan, hal tersebut terbukti dengan tidak tepat waktunya pengumpulan tugas rancangan proses pembelajaran. Dosen pengampu sudah berusaha melakukan yang terbaik agar para peserta didik bisa melakukan tugasnya tepat waktu, namun masih saja peserta didik meakukan kesaahan.
      Secara keseluruhan sepertinya kelas Paedagogi sangat mengambarkan kondisi proses belajar mengajar untuk anank-anak, karena saat berada di dalam kelas suasana pasif mengharuskan dosen pengampu untuk mengarahkan dan terus mengarahkan apa yang seharusnya dikerjakan dan menjadi tanggungjawab kami sebagai seorang mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah Paedagogi. Walaupun dengan kondisi yang demikian saya merasa kelas mata kuliah Paedagogi sudah membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab untuk menjalankan setiap tugas yang diberikan serta menjadi sosok seorang mahasiswa yang nantinya bisa menjadi seorang pendidik. 
      Terimakasih kasih banyak saya ucapkan buat dosen pengampu yang telah memberikan waktunya untuk mendampingi kami selama proses belajar mengajar berlangsung. Terimakasih banyak juga buat kesabaran dan pengertiannya selama ini saat kami melakukan kesalahan dan tidak melakukan semua tanggungjawab kami dengan baik. Semoga setelah kelas Paedagogi ini berakhir kami bisa menjadi mahasiswa yang benar-benar bertanggungjawab dan berkomitmen dengan status kami sebagai seorang mahasiswa.

Review Hasil Presentasi Kelompok

Pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014 adalah saat dimana saya dan teman-teman sekelompok saya tampil didepan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas proses pembelajaran yang kami lakukan di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan USU. Cukup terkejut ketika dosen pengampu memanggil kelompok kami sebagai kelompok pertama untuk presentasi. Sejujurnya kelompok kami kurang persiapan untuk tampil, selain itu juga alat bantu yang kami gunakan saat mengajar juga lupa kami bawa. Namun, kami tetap melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin saat presentasi serta menerima segala kritik dan saran baik itu dari dosen pengampu maupun dari teman-teman peserta mata kuliah Paedagogi. 
      Berikut adalah kritik yang diberikan oleh dosen pengampu:
·         Lay out slide tdk standar
·         Presentasi tidak menggambarkan proses pembelajaran yg diberika
·         Kurang dukungan visual
·         Ada baiknya dinamika pembelajaran didukung dengan alat peraga atau dokumentasi pembelajaran
      Berikut adalah beberapa kritik dari teman-teman peserta kuliah Paedagogi:
·         Masih kurang komunikatif dalam penyampaian juga teori pedagogi nya masih kurang terintegrasi dan terjabarkan sehingga hubungan antara teori dan pembelajaran masih blm kelihatan
·         Performa kelompok saat menyampaikan presentasi sudah baik namun, slide show dan penyampaian materi kurang menarik dan sedikit flat. Slide sangat padat tulisan. Presenter terlihat menikmati sendiri dengan bahan yg disampaikan dan kurang berinteraksi dengan audiens. Konten yang disampaikan juga sudah lumayan baik
·         Sebenarnya konten yang ingin disampaikan sudah sangat baik, karna kelompok terlihat sangat detail dan penuh persiapan sebelum terjun ke lapangan. Hanya saja proses dan penyusunan laporan yang baik tidak didukung dengan presentasi yang terkesan kurang persiapan. Kelompok menampilkan slide yang kurang menarik untuk dilihat, karena layout slide penuh dengan huruf. Yang terakhir, sepertinya kelompok kurang berkoordinasi sebelum presentasi, terlihat dalam tidak meratanya waktu yang digunakan setiap anggota kelompok dalam mempresentasikan laporan.

Berdasarkan kritik yang diberikan oleh dosen pengampu dan juga teman-teman, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa presentasi yang kelompok lakukan memang kurang baik dan tidak sesempurna yang diharapkan. Dengan kondisi yang sedemikian rupa tersebut dosen pengampu memberkan nilai 70 kepada kelompok. Nilai yang diberikan memang sesuai dengan usaha serta cara kelompok menyampaikan hasil proses pembelajaran saat presentasi. 

Testimoni Perkuliahan Andragogi

      Kelas Andragogi merupakan kelas yang cukup menyenangkan, banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya peroleh. Selama lebih kurang enam bulan atau satu semester ini saya telah mengikuti perkuliahan dan proses belajar mengajar di kelas mata kuliah Andragogi. Banyak suka maupun duka yang saya rasakan. Sukanya itu ketika setiap kelompok menampilkan performanya, ada kelompok demonstrasi, pelatihan dan juga kelompok diskusi. Sementara dukanya adalah ketika kami tidak menjalankan tanggungjawab dan komitmen untuk membaca materi perkuliahan sesuai dengan kontrak sebelum memulai proses belajar mengajar di dalam kelas. Selan itu juga kami yang kurang aktif dikelas membuat dosen pengampu harus benar-benar bersabar dan berusaha untuk tetap memaafkan perbuatan kami tersebut. Saya pribadi merasa bahwa saya masih kurang bertanggungjawab sebagai seorang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Andragogi, namun sebisa mungkin dan semaksimal mungkin saya tetap berusaha memberikan yang terbaik. 
      Suasana perkuliahan mata kuliah Andragogi masih kurang menunjukkan bahwa para pesertanya adalah orang-orang dewasa yang sedang belajar menjadi seorang dewasa yang baik. Kurangnya minat, komitmen, dan keuletan membuat suasana belajar mengajar menjadi pasif dan cenderung "naik turun hilang timbul" seperti gelombang laut. Terkadang kelas bisa terasa sangat "hidup", dalam artian peserta perkuliahan aktif dalam berargumetasi dan merespon pernyataan-perntayaan yang diberikan oelh dosen pengampuh. Namun, ada kalanya suasana kelas seperti "api" yang harus ditiup, dijaga agar tidak padam, dalam hal ini dosen pengampu berusaha memberikan pengarahan, "memancing" para peserta didiknya agak mau aktif. 
      Namun secara keseluruhan saya merasa kelas mata kuliah Andragogi sudah membantu saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang bertanggungjawab, sosok seorang dewasa yang benar-benar bisa dewasa dalam menjalankan setiap tugas dan tanggungjawab yang diberikan.
      Terimakasih kasih banyak saya ucapkan buat dosen pengampu yang telah memberikan waktunya untuk mendampingi kami selama proses belajar mengajar berlangsung. Terimakasih banyak juga buat kesabaran dan pengertiannya selama ini saat kami melakukan kesalahan dan tidak melakukan semua tanggungjawab kami dengan baik. Semoga setelah kelas Andragogi ini berakhir kami bisa menjadi mahasiswa yang benar-benar bertanggungjawab dan berkomitmen dengan status kami sebagai seorang dewasa.

Riview Hasil Performa Kegiatan Karyawisata

      Kegiatan karyawisata ke home industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B dilakukan pada hari Kamis tanggal 05 Juni 2014 pada pukul 11.00 Wib sampai pada pukul 13.00 Wib. Kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan bertujuan untuk:
·      Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
·   Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
·    Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

      Kegiatan kayawisata yang kelompok lakukan sesuai dengan ketiga tujuan yang telah dirumuskan oleh kelompok sebelum terjun langsung ke lapangan untuk merealisasikannya. Walaupun pada kenyataannya kegiatan karyawisata yang kelompok lakukan tidak bisa dikatakan berjalan dengan sempurna. Saya pribadi merasa masih banyak kekurangan dan tidak kondusifnya suasana saat kegiatan karyawisata berlangsung. 
      Performa kegiatan karyawisata diawali dengan membagikan buku panduan mini yang berisikan tentang sejarah singkat dari berdirinya home industry Rea-Choc Medan, produksi-produksi cokelat yang dihasilkan dan juga proses cara pengolahan cokelat. Selanjutnya salah seorang anggota kelompok kami yang merupakan salah satu pemiliki dari home industry Rea-Choc Medan memberikan penjelasan tentang sejarah berdirinya home industry Rea-Choc Medan, menjelaskan sudah berapa lama berkecimpung di dunia bisnis, jenis-jenis cokelat yang dihasilkan serta memberikan beberapa katalog buku yang berikan tentang home industry Rea-Choc Medan yang telah berhasil dirintis dan sudah mulai terkenal di lapisan kalangan masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan membuat secara langsung kotak packing cokelat dan cokelat. Para peserta memiliki kesempatan untuk membuat dua bar cokelat sesuai dengan seleranya masing-masing menggunakan toping yang disediakan (keju, kopi, selai buah). Para peserta secara bergilir memasuki ruang produksi cokelatnya, dan saat satu kelompok sedang membuat cokelat para peserta lainnya menunggu sambil membuat packing cokelat yang nantinya akan digunakan untuk cokelat hasil buatan tangan para peserta. Saat proses pembuatan cokelat ada beberapa peserta yang berhasil membuatnya dan cokelat yang dihasilnya juga cukup bagus, namun ada juga beberapa peserta yang kurang beruntung karena cokelatnya tidak terbentuk dengan sempurnya. Cokelat para peserta yang gagal tersebut dikarenakan terlalu banyak toping yang digunakan, sehingga cokelatnya susah untuk membeku dengan sempurna.
      Dapat disimpulkan bahwa kegiatan karyawisata yang kelompok kami lakukan bisa dikatakan berhasil walaupun tidak sempurna namun sesuai dengan tujuan yang dibuat. Secara keseluruhan para peserta menjadi mengetahui tentang keberadaan dari home industry Rea-Choc Medan, mengetahui produk-produk cokelat apa saja yang dihasilkan dan dipasarkan serta mendapatkan pengalaman secara pribadi untuk membuat cokelat dengan tangan sendiri. Hal tersebut terbukti dari hasil evaluasi yang diberikan oleh para peserta pada saat pertemuan di ruang kelas pada hari Kamis tanggal 19 Juni 2014. 

Sabtu, 12 April 2014

TUGAS INDIVIDU


TUGAS MATA KULIAH PEDAGOGI

LAPORAN WAWANCARA GURU

O
L
E
H
Tota Fierda Ria Angelina Simbolon
101301092


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Lagu ciptaan Bapak Sartono yang berjudul “Hymne Guru” memiliki makna yang begitu dalam tentang bagaimana jasa seorang guru dalam dunia pendidikan. Guru sebagai seorang individu yang mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan menjadi sosok yang sangat banyak membantu para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Mengajar atau mendidik merupakan sebuah seni dalam mentransformasikan bahan ajar kepada para peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Seni mengajar akan terlihat ketika terjadi interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tidak mudah untuk menjadi seorang guru yang berkompeten dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan mulia dan jasanya tidak akan mudah dilupakan oleh para peserta didik yang merasakan pendampingan dari seorang guru. Secara pribadi saya sendiri telah merasakan begitu besar jasa seorang guru sejak saya berada di TK (Taman Kanak-kanak), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Cara mengajar dan mendidik yang dilakukan oleh seorang guru akan berbeda-beda tergantung tingkat pendidikan para peserta didiknya.
Seorang guru TK (Taman Kanak-kanak) merupakan pendidik yang memiliki jasa dan cukup berperan dalam pendidikan anak pada tingkat usia dini. Seperti yang kita ketahui bahwa seorang anak yang berada pada tingkat usia dini sangat membutuhkan pendampingan yang cukup ketika sedang melakukan sebuah kegiatan. Kesabaran dan kesetiaan seorang guru TK dalam memberikan perhatian sangat dibutuhkan saat mengajar dan mendidik. Untuk melihat dan memahami bagaimana guru TK dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik, saya melakukan sebuah wawancara dengan seorang guru TK. Narasumber dalam wawancara yang saya lakukan adalah seorang guru yang sudah mengajar pada tingkat TK (Taman Kanak-kanak) sejak tahun 1984. Beliau sudah mulai menjadi seorang guru TK pada usia 21 tahun di daerah Kabupaten Langka namun masih berstatus sebagai seorang guru honor. Pada tahun 1995 beliau memperoleh Surat Keterangan (SK) menjadi seorang guru TK dan pindah mengajar ke sebuah TK di daerah kota Medan. Setelah 16 tahun mengajar, pada tahun 2011 beliau memperoleh Surat Keterangan (SK) sudah melakukan sertifikasi dan sampai hari ini beliau masih mengajar di TK tersebut.

BAB II
HASIL WAWANCARA

Data Pribadi.
Inisial                          : RE
Jenis kelamin               : Perempuan
Status                          : Guru TK (di salah satu TK kota Medan)
Usia                             : 50 tahun
Tahun SK Sertifikasi   : Tahun 2011
Lama mengajar            : 30 tahun (sejak tahun 1984 sampai sekarang)
Pengalaman mengajar : 1. Tahun 1984 – tahun 1995 mengajar TK di daerah Kab. Langkat
                                      2. Tahun 1995 sampai dengan sekarang mengajar TK di kota Medan
            Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 22 Maret 2014 pada pukul 09.30 WIB – pukul 10.00 WIB di TK tempat narasumber mengajar, tepatnya berada di ruang tamu. Posisi duduk saya dan narasumber saling berhadapan selama proses wawancara berlangsung. Pertanyaan yang diajukan mengenai bagaimana pandangan guru tentang pendidikan, motivasi yang mendasari, bagaimana sudut pandang sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar dan pendekatan dalam mengajar. Wawancara yang dilakukan diawali dengan memperkenalkan diri saya sebagai pewawancara dan meminta kesediaan narasumber untuk diwawancarai dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Kemudian saya memberikan kesempatan kepada narasumber untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu sebelum masuk kepada pertanyaan-pertanyaan ini yang akan saya tanyakan. Setelah 30 menit proses wawancara berlangsung, adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
            Beliau mengatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk tetap dijadikan sebagai suatu kebutuhan bagi setiap individu. Seorang anak sebaiknya harus sudah mengenal dunia pendidikan sejak dini dengan masuk ke TK (Taman Kanak-kanak) sehingga ketika memasuki tingkat SD (Sekolah Dasar) tidak terkejut dan bisa menyesuaikan diri. Namun, saat ini pendidikan sudah sangat jauh dari hal yang diharapkan dan sudah kacau balau tidak seperti pada masa beliau mulai mengajar sebagai seorang guru. Pendidikan sudah  mulai mengalami penurunan, beliau mengatakan bahwa sistem pendidikan mulai keranah berbisnis. Sudah semakin banyak sekolah tertentu yang mulai membedaka-bedakan peserta didiknya (membedakan yang kaya dengan yang miskin, yang pintar dengan yang bodoh).
Sekolah yang sudah terkenal (memiliki nama) tidak hanya menerima peserta didik sesuai dengan kemampuan akademis yang dimiliki namun juga memiliki kecenderungan untuk menerima peserta didik yang mampu membayar lebih dari ketentuan adinistrasi yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Seperti sekarang ini, bahwa anak-anak SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan anak kuliahan untuk administrasinya, bahkan memungkinkan lebih mahal pada anak SMA. Namun, walaupun begitu beliau mengatakan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan pedndidikan memang peru perjuangan dan harus dibayar mahal. Beliau juga berpendapat bahwa sistem pendidikan dalam hal kurikulum juga mulai tidak terarah, bahwa ada TK yang sudah mengajarkan“calistung” (membaca, menulis, dan berhitung). Padahal seharusnya anak-anak dengan usia dini tidak seharusnya terlalu banyak diajarkan untuk membaca, menulis dan berhitung, apalagi jika sampai diberikan tugas (PR=Pekerjaan Rumah).
Beliau mengatakan bahwa mengajarkan “calistung” pada anak-anak TK boleh dilakukan, namun tidak sampai seperti mengajar untuk anak-anak pada tingkat Sekolah Dasar. Anak-anak TK seharusnya diajak untuk bermain sambil belajar, berbagi dan bermain bersama teman-teman. Beliau melihat bahwa sudah banyak TK yang kurikulum dan cara mengajarnya seperti anak SD (Sekolah Dasar). Bahkan beliau pernah mendengar ada TK yang memberikan tugas kepada anak-anak, sehingga membuat anak didik tersebut “mogok” untuk berangkat ke TK. Hal tersebut terjadi karena anak didik takut jika tugasnya tidak selesai maka guru akan memarahinya. Beliau mengatakan bahwa anak-anak pada usia dini setelah pulang dari TK keinginannya untuk bermain sangat besar, bukan untuk mengerjakan tugas seperti anak SD.
Ketika ditanyakan mengenai motivasi, beliau mengatakan bahwa sebenarnya motivasi beliau mulai mengajar sebagai guru TK (Taman Kanak-kanak) pada awalnya tidak ada, karena  sebenarnya beliau tidak ingin menjadi seorang guru. Ada alasan tertentu yang tidak bisa dijelaskan mengapa beliau mengambil keputusan untuk menjadi seorang guru. Kalimat yang menjadi awal jawaban adalah: “aduh, Ibu sebenarnya tidak ingin menjadi guru”. Namun setelah cukup lama berkecimpung dan berada dalam lingkungan pendidikan, beliau menjalani profesinya sebagai seorang guru dengan penuh tanggungjawab. Beliau mengatakan bahwa mengajar anak-anak di TK sangat menyenangkan dan akhirnya membuat beliau memiliki motivasi internal bahwa anak-anak usia dini sangat membutuhkan pendidikan melalui media pembelajaran di Taman Kanak-kanak untuk bermain sambil belajar sehingga memerlukan sosok seorang guru seperti beliau untuk mendampingi.
Menurut Beliau para peserta didik merupakan sosok yang menyenangkan untuk didampingi dan dibantu untuk menjadi anak yang baik serta berguna bagi kehidupan masa yang akan datang. Sebagai peserta didik, anak-anak TK adalah individu yang membutuhkan pendidikan melalui kasih sayang dan metode yang tidak membuat mereka merasa bosan. Anak-anak yang menjadi peserta didiknya saat ini menurut beliau adalah anak-anak yang sangat pintar, manis, lucu-lucu dan  sangat sopan. Beliau sangat senang dan bangga bisa menjadi seorang guru bagi anak-anak usia dini di Taman Kanak-kanak.
            Filosofi yang dimiliki beliau dalam mengajar adalah mengajar dengan tulus dan penuh kasih sayang serta kesabaran dengan menggunakan kurikulum sebagai pedoman supaya tidak menghilangkan esensi pendidikan. Beliau mengatakan bahwa ketika seorang guru yang mengajar hanya berpedoman pada kurikuum tidak memperhatikan kebutuhan peserta didik sesuai dnegan usianya akan membuat mereka merasa bosan. Sehingga dibutuhkan pendampingan seolah-olah guru TK adalah sosok yang bisa sabar, ikhlas dan tulus serta menyenangkan seperti orangtua dan bahkan seperti teman-teman sebaya.
            Pendekatan yang digunakan oleh beliau ketika mengajar anak-anak adalah dengan menggunakan alat bantu sebagai media untuk mempermudah beliau menjelaskan serta memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang topik yang akan diajarkan. Beliau menjelaskan bahwa dengan menggunakan alat bantu akan sangat membantu para peserta didik lebih mudah memahami apa yang disampaikan dan anak-anak akan lebih senang untuk belajar. Ketika sedang mengajar tentang warna, beliau menggunakan alat bantu berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) yag berisi gambar-gambar buah yang penuh dengan warna. Bahkan, beliau juga mengajar dengan menggunakan balok-balok, bangun ruang dan kertas-kertas origami. Sesekali ketika sedang belajar tentang topik bercerita, baik itu cerita dongeng ataupun cerita nasehat beliau mencoba menarik perhatian para peserta didik dnegan menggunakan gambar-gambar tokoh yang ada di dalam cerita. Dengan begitu para peserta didik akan mengerti alur ceritanya, karena anak-anak TK tidak boleh dipakasakan dan diharuskan untuk bisa membaca kalimat yang panjang seperti cerita.

BAB III
PEMBAHASAN

Setelah melewati proses wawancara, pada bagian pembahasan ini saya akan mecoba menganalisa dan menjelaskan hasil wawancara dengan menggunakan teori Pedagogi.

a.       Bab 8 Pedagogi Tertindas dan Perbankan Pendidikan
“Beliau mengatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebagai suatu kebutuhan bagi setiap individu. Seorang anak sebaiknya harus sudah mengenal dunia pendidikan sejak dini dengan masuk ke TK (Taman Kanak-kanak) agar ketika memasuki tingkat SD (Sekolah Dasar) tidak terkejut dan bisa menyesuaikan diri.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dijelaskan bahwa pendidikan yang demikian menjadi sebuah tindakana laksana menyampaikan “setoran ke sebuah rekening bang”, dimana siswa (peserta didik) adalah deposit dan guru (pengajar) adalah deposan. Dalam konsep “perbankan pendidikan”, pengetahuan adalah hadiah yang diberikan oleh seorang guru yang telah memiliki pengalaman dalam mengajar kepada para peserta didik yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan. Anak usia dini yang masih belum memahami tentang apa itu pengetahuan dalam hal ini bermain peran sebagai  penerima, pegarsip dan menyimpan deposito, ibaratnya hanya sebatas sebagai kolektor. Sehingga segala ilmu pengetahuan yang diterima oleh anak-anak pada tingkat TK menjadi sebuah deposito yang akan digunakan nantinya ketika memasuki dunia pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD).

b.      Bab 3 Profil Guru yang Diinginkan
“Beliau mengatakan bahwa mengajar anak TK sangat menyenangkan dan membuat beliau memiliki motivasi untuk menjalani profesinya sebagai seorang guru dengan penuh tanggungjawab, karena anak-anak usia dini membutuhkan pendidikan dengan bermain sambil belajar serta membutuhkan sosok seorang guru seperti beliau.”
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat dijelaskan bahwa beliau merupakan seorang guru yang baik dan diinginkan oleh instansi dan para peserta didik. Rasa tanggungjawab dan kesadaran yang dimiliki oleh beliau merupakan salah satu karakteristik dari seorang guru yang baik. Beliau memahami apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru TK yang efektif, dengan memiliki rasa bertanggungjawab terhadap statusnya sebagai seorang guru dan semakin termotivasi untuk mengajar. Serta memiliki pandangan positif pada pengajaran, pembelajar dan para peserta didiknya. Bahwa mengajar di tingkat TK adalah hal yang menyenangkan, dan para peserta didiknya merupakan sosok yang membutuhkan pendidikan dengan metode yang sesuai usia mereka saat ini. Memiliki harapan atas statusnya sebagai seorang guru TK dengan standar pribadi yang tinggi dan profesional serta memiliki semnagat untuk berkembang sebagai seorang professional. Beliau meyakini dirinya adalah sosok yang memiliki kemampuanyang baik dalam menjalankan tugasnya. Sebagai seorang guru TK dapat memahami dan menyajikan materi pelajaran dengan baik, bahwa ank-anak pada tingkat usia dini melalui bermain sambil belajar.

c.        Bab 4 Guru Frustasi dan Guru yang Baik
   “Menurut Beliau peserta didiknya merupakan sosok yang menyenangkan untuk didampingi agar menjadi anak yang baik serta berguna bagi kehidupan masa yang akan datang. Anak-anak TK adalah individu yang membutuhkan kasih sayang dan metode yang tidak membuat mereka merasa bosan.”
   Berdasarkan pernyataan yang dikemukankan oleh beliau, menunjukkan bahwa beliau adalah guru yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.   Memiliki kesadaran akan tujuan, bahwa sebagai seorang guru haruslah mendidik para peserta didik dengan cara mentransformasi bahan ajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhannya serta pada situasi yang telah ditentukan. Kesadaran bahwa antara pengajar dengan peserta didik harus memiliki dna membangun komunikasi yang baik selama proses belajar mengajar berlangsung untuk encapai tujuan bersama. Menjadi seorang guru yang baik dan bertanggungjawab serta menjadikan para peserta didik memahami setiap materi pengajaran yang disampaikan.
2.    Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua para peserta didiknya yang nantinya pasti menjadi sosok yang benar-benar berguna di kemudian hari. Dengan memiliki harapan yang positif akan memacu proses belajar mengajar semakin efektif, efisien serta berjalan sesuai dengan tujuan yang positif pula dan berjalan dengan baik tanpa mengalami hambatan yang berat.
3.     Mencerminkan komitmen pada pekerjaan beliau sebagai seorang guru TK, mengajar para peserta didik dengan penuh keyakinan diri (confidance), kesabaran (patience), memiliki rasa kasih sayang sejati kepada siswanya, serta memiliki kesediaan untuk membantu para peserta didik mencapai prestasi.
d.      Bab 6 Pedagogi Transformatif
     “Filosofi yang dimiliki beliau dalam mengajar adalah mengajar dengan tulus dan penuh kasih sayang serta kesabaran dengan menggunakan kurikulum sebagai pedoman supaya tidak menghilangkan esensi pendidikan.”
      Konstruksi sosial kurikulum dipahami sebagai seperngkat nilai-nilai dan keyakinan yang mencerminkan esensi anak didik sebagai makhluk transformasional, bukan sekedar dipersepsikan sebagai transaksi antara peserta didik dengan pengajarnya. Bahwa pengetahuan tidak dapat lagi dianggap sebagai konten yang netral, namun harus memiliki angenda bagi proses penciptaan pengetahuan, fasilitasi, hubungan kekuasaan serta kurikulum berbasis produk ilmu pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan dan hubungannya dengan kekuasaan berarti bahwa guru harus mampu dan bisa mengatasi tantangan yang sulit, yaitu berupa “politik pendidikan pembebasan” tanpa harus meninggalkan sebuah gagasan tentang esensi dari pendidikan pedagogi itu sendiri. Jadi, dalam dunia pendidikan memang dibutuhkan dimensi kritis pedagogi dalam memberikan landasan filosofi, pragmatis, dan intuitif bagi para guru ketika melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Dalam hal ini, beliau telah menggunakan dimensi ketulusan dan penuh kasih sayang saat mengajar untuk menciptakan suasana kelasa saat mengajar menjadi nyaman. Dengan begitu, kurikulum yang dijalankan tidak terlalu sulit untuk dilakukan kepada para peserta didik dan esensi pendidikan anak usia dini tetap sesuai dengan kurikulumnya.

e.        Bab 5 Pedagogi Tradisional dan Modern
“Pendekatan yang digunakan oleh beliau ketika mengajar anak-anak dengan menggunakan alat bantu sebagai media untuk mempermudah beliau menjelaskan serta memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang topik yang diajarkan.”
Pedagogi bermakna tentang bagaimana menjadi guru dalam menggabungkan alternatif strategi pembelajaran akan mendukung keterlibatan intelektual yang dimiliki oleh para peserta didik. Guru berusaha untuk memahami bahan ajar yang akan disampaikan di ruang kelas serta menentukan bagaimana cara mengajarnya. Pedagogi Modern mengacu pada sejauh mana seorang mampu mendampingi peserta didik untuk membina bukan yang selalu mengajari. Hal ini sesuai dengan karakteristik pedagogi yaitu pengajaran (teaching). Dalam hal ini beliau telah menggunakan teknik dan metode serta alat bantu dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi dan memfasilitasi tujuan pembelajaran agar berhasil.
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai kesimpulan adalah sebagai berikut:
1.  Ibu RE merupakan seorang guru yang telah memiliki cukup banyak pengalaman dalam mengajar yang terbukti dari lamanya masa pengabdian beliau selama 30 tahun (sejak tahun 1984 sampai sekarang). Selain itu juga, beliau telah mengikuti sertifikasi (Surat Keterangan Sertifikasi tahun 2011) yang bisa menjadi bukti bahwa memlalui sertifikasi yang diikuti seorang guru akan memiliki pengalaman yang lebih lagi dalam mengasah kemampuan serta keahliannya dalam mendidik para peserta didik.
2.   Berdasarkan 10 karakteristik guru yang baik, Ibu RE memiliki beberapa karakteristik tersebut yaitu, bertanggung jawab, percaya diri, sabar, mengajar dengan kasih sayang, berorientasi pada tujuan, dan memandang para peserta didik, pembelajaran serta cara mengajar dengan sudut pandang yang positif. Sehingga dengan sifat-sifat dan cara beliau daam mengajar dapat disimpulkan bahwa Ibu RE merupakan seorang guru yang baik.
3.   Ibu RE berpendapat bahwa dalam mengajar anak-anak pada tingkat usia dini (Taman Kanak-kank) harus menggunakan metode yang sesuai, misalnya menggunakan alat-alat bantu sesuai topik sehingga para peserta didik tidak merasa jenuh serta bosan selama mengikuti proses belajar mengajar.
4.    Pendidikan saat ini sudah mulai mengalami penurunan dalam sistem kurikulumnya, Ibu RE berpendapat bahwa anak-anak TK sekarang ini sudah mulai diajarkan cara membaca, menulis dan berhitung seperti anak pada tingkat Sekolah Dasar, sehingga seperti memaksakan kemampuan anak-anak pada tingkat usia dini.
5.  Ibu RE berpendapat bahwa sistem pendidikan tidak seharusnya melakukan perbedaan-perbedaan dalam hal kemampuan setiap individu peserta didiknya atau berdasarkan latar belakang status sosial yang dimilikinya. Karena dengan membedakan hal seperti itu akan membuat peserta didik merasa tidak diperhatikan dan akan menurunkan motivasinya untuk mengikuti proses belajar mengajar.

BAB V
SARAN

Setelah melewati proses wawancara dengan Ibu RE dan melakukan analisa hasil wawancara, adapun beberapa saran yang diharapkan bisa menjadikan masukan untuk kedepannya adalah sebagai berikut:
1.  Bagi para guru yang mengajar di tingkat Taman Kanak-kanak sebaiknya menggunakan metode yang sesuai dengan usia para peserta didik yang masih berada pada usia dini dan menyesuaikannya dengan kurikulum yang diberlakukan oleh pihak sekolah (dinas pendidikan)
2.   Untuk pihak sekolah sebaiknya memperhatikan peserta didiknya secara adil dan merata tanpa harus membeda-bedaknnya (secara akademis maupun secara status sosial-ekonominya) agar tidak terjadi penurunan motivasi bagi para peserta didik saat berada di lingkungan sekolah
3.    Pendidikan yang saat ini sudah semakin banyak dipengaruhi oleh kemajuan zaman sehingga kurikulum, metode yang digunakan maupun pendekatannya juga sudah mengalami banyak kemajuan. Namun, tetap perlu memperhatikan bagaimana sebaiknya dan sebenarnya untuk menjadi seorang guru yang benar-benar bertanggungjawab sehingga bisa memiliki kesepuluh karakteristik untuk dimiliki oleh setiap seorang guru yang baik bagi para peserta didiknya


DAFTAR PUSTAKA

Danim, S.  & Khairil. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Jumat, 11 April 2014

TUGAS KELOMPOK


KONSEP PERFORMA PEMBELAJARAN
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN

“COKELAT REA-CHOC MEDAN”

O
L
E
H

KELOMPOK 4


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
            Kunjungan lapangan merupakan kunjungan terencana yang dilakukan ke suatu tempat di luar kelas. Suatu kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan khusus yang dimaksud bisa untuk mengamati situasi tertentu, mengamati kegiatan tertentu atau praktik membuat sesuatu yang tidak dapat dilakukan di ruang kelas. Kunjungan lapangan biasanya berjangka waktu pendek, mungkin kurang dari satu jam atau tidak lebih dari dua atau tiga jam.
Ada beberapa keuntungan dari metode kujungan lapangan yang membuat kelompok menggunakannya sebagai metode pembelajaran untuk kelas mata kuliah Andragogi, yaitu:
1.      Memberikan kesempatan mengumpulkan pengalaman dan informasi baru
2.      Dapat mengamati gerakan-gerakan dan benda-benda dalam bentuk tiga dimensi
3.      Prosedur dapat diamatai dan dialami yang nantinya dapat diterapkan para peserta
4.      Memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar sambil bekerja
5.      Dapat menumbuhkan minat dan ketelitian pengamatan para peserta
6.      Memperoleh elemen-elemen konkret dan realistis yang tidak didapatkan di kelas
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode kunjungan lapangan juga memiliki beberapa kelemahan (Flores, Bueno, & Lapastora, 1983) yaitu:
1.      Tidak cocok untuk beberapa bidang permasalahan
2.      Mahal (waktu, uang, dan tenaga), jika kunjungannya jauh
3.      Memerlukan banyak persiapan
4.      Melibatkan orang lain
Berdasarkan penjelasan tentang keuntungan dan kelemahan dari kunjung lapangan, kelompok memilih untuk melakukan kunjungan lapangan ke tempat pembuatan cokelat Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B. Memilih Rea-Choc sebagai tujuan melakukan kunjungan lapangan karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien untuk dilakukan pada hari Kamis 22 Mei 2014. Menurut Morgan et al (1976), tujuan kunjungan lapangan yang akan kelompok lakukan termasuk dalam kategori pabrik makanan. 


Rea- Choc adalah Perusahaan yang bergerak di bidang usaha kuliner olahan coklat. Rea-Choc berdiri pada tanggal 01 April 2012, dibangun atas dasar keinginan untuk mandiri dan menjadi wirausaha yang cerdas dan berkembang. Berbagai kreasi, ide dan inovasi terus digali guna mencapai tujuan / visi yang jelas.
Penamaan Rea-Choc didasari atas dua hal, yaitu singkatan dari nama itu dan makna yang terkandung di dalamnya. Rea-Choc merupakan singkatan dari kreasi coklat (cREAtion of CHOColate). Penyebutan Rea-Choc dalam  bahasa lokal bermakna sesuatu hal yang selalu membuat keadaan ramai, hal ini bermakna bahwa perusahaan ini pada nantinya akan selalu menjadi perhatian dan favorit para konsumen. Saat ini Rea-choc telah memiliki pasar yaitu pasar oleh – oleh khas Medan yang di pasarkan di toko oleh – oleh dengan menyungsung kemasan cinta budaya Lokal yang terdapat dalam kemasan coklat Rea-Choc.
Rea-Choc menerapkan konsep kemasan yang melambangkan kebudayaan Sumatera Utara  yang harus dipertahankan. Dengan memadukan keduanya, tentu akan menambah daya tarik untuk produk kami. Selain itu, coklat yang digunakan memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada yang ada di pasaran.
·         Jenis produk yang dihasilkan    : Coklat Olahan
·         Karakteristik Produk               : Kemasan “Cinta Budaya Lokal”
·         Bahan Tambahan                    : Selai Markisa, Keju, selai buah aneka rasa, kacang mete, jelly, kopi, dan                                                      lainnya                                                    
·         Keunggulan produk yang dimiliki
1.      Rasa lezat dengan mengurangi penggunaan zat tambahan
2.      Kemasan dengan tema “ Cinta Budaya Lokal”
3.      Bentuk kreasi terbaru dan selalu diperbarui
4.      Bahan baku bermutu

BAB II
RANCANGAN KUNJUNGAN LAPANGAN
Keberhasilan kunjungan lapangan tergantung pada seberapa baiknya perencanaan yang dibuat. Komponen perencanaan yang dibuat oleh kelompok dalam metode kunjungan lapangan ke pabrik cokelat Rea-Choc Medan adalah:
1.      Tujuan/Maksud
·      Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi tentang usaha home industry Rea-Choc Medan
·   Memperkenalkan kepada peserta mata kuliah Andragogi dengan melihat produk yang dihasilkan oleh home industry Rea-Choc Medan
·    Mengajak peserta mata kuliah Andragogi untuk ikut membuat langsung cokelat di home industry Rea-Choc Medan

2.      Pemilihan Tempat Tujuan
Kelompok memilih lokasi tujuan ke home industry Rea-Choc Medan yang berlokasi di Jln. Dr.Mansyur No. 9B karena saat ini keberadaan usaha cokelat tersebut sudah mulai terkenal di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kedinasan bahkan juga para mahasiswa. Selian itu juga, lokasi pabrik pembuatan cokelat Rea-Choc tersebut yang mudah untuk ditempuh serta hemat biaya dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien.

3.      Pengaturan dengan Melibatkan Pihak Organisasi yang akan Dikunjungi
Salah seorang dari anggota kelompok kami merupakan salah satu pemilik yang mendirikan home industry Rea-Choc Medan serta mengelolah langsung proses pembuatan cokelat (produksi) sampai pada tahap proses pemasaran. Sehingga kelompok lebih mudah dalam melakukan kunjungan lapangan dengan adanya keberadaan anggota kelompok kami yang merupakan pihak dari home industry Rea-Choc Medan

4.      Pengaturan Waktu
Kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan yang akan dilakukan kelompok bersama dengan peserta mata kuliah Andragogi pada hari Kamis, 22 Mei 2014. Waktu pelaksanaan kunjungan lapangan dimulai pada pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Setiap kelompok (yang beranggotakan enam orang) memiliki kesempatan untuk membuat cokelat selama 20 menit.

5.      Transportasi
Berhubung lokasi kunjungan lapangan yang akan dilakukan mudah untuk dijangkau, maka untuk menuju lokasi home industry Rea-Choc Medan kelompok menyediakan kendaraan untuk 11 orang peserta mata kuliah Andragogi. Untuk 8 orang peserta mata kuliah Andragogi lainnya bisa menuju lokasi dengan naik angkutan umum (angkot) atau sepeda motor dan jika waktu memungkinkan kelompok akan mengusahakan untuk menjemput.

6.      Bahan/Perlengkapan
Dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, alat bantu yang digunakan adalah buku panduan mini yang akan dibagikan kepada seluruh peserta. Sementara untuk perlengkapan/bahan pembuatan cokelat yang akan dilakukan oleh peserta mata kuliah Andragogi telah disediakan langsung di lokasi home industry Rea-Choc Medan.

7.      Pembentukan Kepanitiaan
Ketua        : Tika Ramadhani         (101301018)
Sekretaris  : Tota Fierda Ria          (101301092)
Bendahara : Anggita Windy           (101301103)
Anggota    : Anggi Gurning             (091301100)
                    Rocky Sihite              (101301124)
                    Riska Margolang        (121301012)

8.      Kontribusi
Setiap peserta mata kuliah Andragogi yang ikut dalam kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp 10.000 /orang. Dengan biaya tersebut, setiap peserta telah mendapatkan kesempatan membuat cokelat sendiri dan membawanya pulang.


BAB III
PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANGAN
            Kunjungan lapangan akan lebih mudah dilaksanakan jika perencanaan telah disusun secara cermat, kemudian dilaksanakan dengan baik. Adapun prosedur yang akan dilakukan oleh kelompok dalam kegiatan kunjungan lapangan adalah:
1.      Pengenalan
Kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan, akan dimulai dengan membagikan buku panduan mini kepada seluruh peserta. Kemudian ketua kelompok akan memberikan sedikit penjelasan tentang latar belakang dan sejarah berdirinya usaha home industry Rea-Choc Medan serta secara singkat menjelaskan cara memproduksi dan memasarkan hasil produksi.

2.      Menjaga Minat Kelompok
Berhubung karena ruangan untuk membuat cokelat tidak bisa menampung seluruh peserta, maka kelompok akan membagi peserta menjadi tiga kelompok (sesuai kelompok Andragogi). Ketika kelompok satu (terdiri atas enam orang) masuk ke ruangan produksi untuk membuat cokelat, kelompok dua dan tiga menunggu di ruang tunggu sambil membuat packing untuk bungkusan cokelat yang nantinya akan mereka buat. Tiga orang dari anggota kelompok kami akan mendampingi kelompok yang berada di ruang tunggu sambil mengajari cara membuat packing bungkusan cokelat. Sementara tiga anggota lainnya akan mendampingi kelompok yang sedang berada di ruangan produksi untuk membuat cokelat.
·         Penanggung Jawab ruang produksi
Ketua        : Tika
Anggota    :
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)
·         Penanggung Jawab ruang tunggu
Tota, Tika, Anggita, Anggi, Riska, Rocky (tiga orang saling bergantian)

3.      Mempertahankan Partisipasi
Kelompok menyediakan waktu bagi peserta untuk memberikan pertanyaan seputar home industry Rea-Choc Medan.

4.      Pengaturan Untuk Kenyamanan Fisik Peserta
Kelompok menyediakan transportasi untuk memberikan kemudahan bagi para peserta dalam menjangkau lokasi home industry Rea-Choc Medan.  Ruangan untuk menunggu dan untuk produksi di home industry Rea-Choc Medan suasanya cukup nyaman dengan adanya kipas angin di ruangan tunggu dan Air Condicioner (AC) di ruangan produksi.

5.      Mengakhiri Kunjungan Lapangan dan Karyawisata
Sebelum meninggalkan lokasi kunjungan lapangan home industry Rea-Choc Medan, kelompok mewakili peserta mata kuliah Andragogi mengucapkan terimakasih kepada pegawai inkubator dan bagian administrasi. Memberikan kesempatan kepada salah  seorang peserta sebagai perwakilan untuk mengucapkan terima kasih kepada kelompok penyelenggara kegiatan kunjungan lapangan.

6.      Tindak Lanjut dan Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan di ruangan kelas pada saat perkuliahan setelah kegiatan kunjungan lapangan ke home industry Rea-Choc Medan selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Suprijanto, H. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : Bumi Aksara