Pendidikan
prajabat guru (preservice teacher
education) mengacu pada kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
membekali calon guru dengan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang
mereka butuhkan untuk melakuan tugas-tugas secara efektif dalam kelas, sekolah,
dan masyarakat luas setelah mereka menjalankan tugas sesungguhnya. Proses
pengelolaan guru, mulai dari pendidikan prajabatan (prajab) sampai dengan
promosi secara umum dibedakan seperti berikut ini:
a. Pendidikan yang ditempuh melalui perguruan tinggi (pendidikan
prajabatan, prajab).
b.Pendidikan profesi yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan
keprofesian pada perguruan tinggi.
c. Induksi atau proses bimbingan dan pelatihan pada tahun pertama.
d.Pegembangan professional guru secara berkelanjutan (continuing professional development, CPD)
e. Pengembangan karir guru, berupa kenaikan pangkat, penugasan dan atau
promosi.
Pendidikan atau kualifikasi akademik minimum calon
guru ditentukan sebagai persyaratan guru (minimum
requirement for teacher candidate) yang diperlukan pada sebuah Negara.
Sebagian Negara mensyaratkan diploma untuk calon guru jenjang pendidikan
tertentu, sebagian lagi mensyaratkan sarjana (undergraduate) atau master. Sebagian Negara memisahkan antara
pendidikan kualifikasi dengan pendidikan khusus calon guru. Sebagian lagi
mengabungkan keduanya. Dibeberapa Negara, seorang penyandang gelar undergraduate atau master memasuki pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat
guru. Di Negara lainnya, guru disiapkan melalui lembaga khusus yang mengkombinasikan
pendidikan untuk kualifikasi dan untuk memperoleh sertifikat guru.
Namun demikian, pada intinya calon guru harus
dibekali dengan kemampuan memfasilitasi peserta didik untuk bisa mengakuisisi
pengetahuan, mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik serta mampu
berperan aktif dalam masyarakat. Karenanya, secara umum kurukulum pendidikan
bagi calon guru dapat dibagi kedalam beberapa ranah, yaitu:
a.Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan,
sejarah pendidikan, psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan
b. Pengetahuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi
pendidikan serta pengembangan ilmu
c. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang studi
d. Pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui praktik
Windor dan Rowland (2005) melakukan survey terhadap
sekelompok administrator sekolah mengenai calon guru yang mereka inginkan. Karakteristik
calon guru yag diketahui oleh administratr disajikan sebagai berikut:
a.
Memiliki kepribadian yang asli, yaitu tulus dan rendah hati setiap saat
b.
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, tertulis dan lisan
c.
Menjadi pendengar yang baik
d.
Memiliki sikap yang kooperatif
e.
Memiiki pandangan positif pada pengajaran, pembelajaran dan siswa
f.
Dapat dipercaya dan diandalkan
g.
Memahami apa yang dibutuhkan untuk menjadi guru yang efektif
h.
Dapat mengelola siswa di dalam dan di luar kelas
i.
Memiliki sikap ambisius untuk mencapai prestasi dan berkinerja terbaik
j. Memiliki keterampilan kepemimpinan, tampil hati-hati dan tidak berperilaku
kasar
k. Meiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip yang berlaku umum di
pendidikan psikologi
l.
Memahami materi pelajaran dengan baik
m.
Memiliki kemampuan lebih dari satu mata pelajaran
n.
Memiliki harapan atas standar pribadi yang professional
o.
Dapat memodifikasi teknik pengajaran
p. Dapat menghubungkan kegiatan mengajar dengan tujuan lain dari aneka
kegiatan sekolah
q.
Mampu mengorganisasikan kegiatan bersama guru lainnya
r.
Memiliki selera bagus dalam berpakaian
s.
Memiliki selera humor
t.
Memiliki semangat untuk berkembang sebagai seorang professional
Berkaitan dengan faktor memotivasi minat dan
keyakinan calon guru selama menjalani pendidikan persiapan, ada dua hal yang
peru diperhatikan. Pertama, pekerjaan
yang menunjukkan bahwa calon masuk ke program pendidikan guru dengan
seperangkat keyakinan tentang mengajar, ruang kelas dan pengalaman pendidikan
merka sendiri (Kagan, 1992). Kedua, sebagian
besar keyakinan guru bekerja didasarkan pada pendidikan dalam jabatan, bukan
dari pendidikan prajabatan yang memang kerap menimbulkan masalah.
Sifat Guru Frustasi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Harris Interactive (2006), beberapa
permasalahn yang dihadapi oleh guru adalah:
1. Guru yang memandang tidak cukup waktu merencanakan pembeajaran sebanyak
65%
2. 2 dari 3 guru menyatakan bahwa gaji tidak sesuai dengan beban pekerjaan
sebanyak 64%
3. Guru yang memandang bahwa membantu siswa secara individual sebagai
salah satu tantangan berat sebanyak 60%
4. Guru yang mempersepsi bahwa prestise professional masih jauh dari
harapan sebanyak 37%
5. Guru yang memandang bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan
tantangan berat sebanyak 34%
Berikut ini disajikan cirri-ciri guru yang
menyebabkan siswanya frustasi akibat kinerja buruk guru ketika melaksanakan
proses pembelajaran,
1.
Pandangan negative terhadap kegiatan mengajar atau pekerjaan mereka
2.
Sibuk bekerja dan kurang varietas dalam kegiatan kelas
3.
Kecongkakan
4.
Kurangnya pengetahuan
5.
Tidak mengenal banyak tentang siswanya
6.
Eengganan untuk menjawan pertanyaan siswa
7.
Apati
Guru yang Baik
Semua guru harus baik
dimata siswanya. Marie F. Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara tentang
kualitas mengajar seorang guru, fokusnya berkaitan dengan masalah-masalah
teknik, konten dan presentasi. Guru yang baik bercirikan sebagai berikut:
·
Memiliki kesadaran akan tujuan
·
Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
·
Mentoleransi ambiguitas
·
Menunjukkan kemauan beradaptasi
·
Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
·
Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
·
Belajar dari berbagai model
·
Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas
guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang memilikinya.
1.
Confidance
2.
Patience
3.
True compassion for their students
4.
Understanding
5.
The ability to look at life in a different way and to explain a topic
in a different way
6.
Dedication to excellence
7.
Unwavering support
8.
Willingness to help student achieve
9.
Pride in student’s accomplishments
10. Passion for life
Sumber: Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta