Senin, 07 Februari 2011

TEKNOLOGI dalam pendidikan belum merata.

Mengapa pendidikan di pedesaan belum sepenuhnya mengenal yang namanya TEKNOLOGI??? 

Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Teknologi adalah tema penting dalam pendidikan sehingga selalu dibahas dalam hal dunia pendidikan.
Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup.
TEKNOLOGI telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, tetapi TEKNOLOGI masih dipakai secara sederhana ban berubah dengan lamban. Namun, kini teknologi berubah secara drastis.Banyak guru tidak memiliki pengetahuan memadai dalam menggunakan komputer, dan banyak sekolah tidak menyediakan layanan internet.
Sebagai contoh yang bebar-benar nyata adalah dunia TEKNOLOGI di kabupaten SIMALUNGUN tempat saya memperoleh pendidikan dari jenjeng TK sampai SMA.
Memperihatikan sekali sarana dalam TEKNOLOGI PENDIDIKAN yang kami peroleh. Tidak memberikan banyak pengetahuan tentang komputer, internet bahkan untuk praktek ke LAB saja sangat sulit untuk dilakukan.
Saya sebagai individu yang mengalaminya selalu bertanya-tanya...
Mengapa bisa sedemikin rupa pendidikan yan terjadi di SIMALUNGUN ini.....???
Bukankah sudah seharusnya TEKNOLOGI itu sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan....Tapi pada kenyataannya tidak terjadi kemerataan dalam memfasilitasi pendidikan di berbagai belahan kota.
Sebenarnya ini terjadi karena apa???
Bagaimana mungkin para pelajar dari pedesaan mampu menerima dunia yang semakin canggih dan modern ini, jika sejak dini mereka belum diperkenalkan dengan yang namanya KOMPUTER dan INTERNET,,,,
Sementara sekarang ini segala sesuatunya berfokus pada hal-hal tersebut.
Bahkan saya sendiri pun terkejut dan merasa ragu-ragu melakukan aktifitas perkuliahan dengan menggunakan fasilitas yang sangat canggih. Memang benar semuanya akan kita pelajari seirig dengan waktu, tapi bagaimana mungkin jika selama waktu beriring kita hanya diam dan tidak mau mencoba serta memperoleh fasilitas yang ada???
Menyedihkan sekali.....!!!
Sesungguhnya Pendidikan Yang Bermutu adalah:  
Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM (Pembelajaran Kontekstual). ("Mampu" termasuk Kreatif). Jelas, kalau kita ingin membuat program untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kita harus memastikan bahwa strategi-strategi yang direncanakan menghadapi segala macam hal, dan yang di utamakan adalah kebutuhan dasar untuk mengajar dan situasi yang nyaman dan aman di  sekolah (termasuk listrik/air).
Tapi pada kenyataan tidak bisa demikian,terutama buat daerah pendesaan.
Apa penyebabnya,,???
  1. Kualitas para pendidik yang tidak mampu mensosialisasikan kemajuan TEKNOLOGI dalam pendidikan
  2. Biaya anggaran untuk memfasilitasi kebutuhan dalam TEKNOLOGI pendidikan tidak memadai bahkan sama sekali tidak ada anggaran untuk hal tersebut
  3. Kepedulian dan tutur campur tangannya pemerintahan daerah untu memberikan bantuan dan sosialisasi mengenai TEKNOLOGI, seperti komputer dan internet.
  4. Kesiapan para anak didik untuk menerimanya, sehingga meremehkannya dan menyakahgunakannya, serta tidak sesuai denga apa yang diharapkan.
  5. Keselarasan antyara interksi para pendiidki dengan anak didiknya untuk sama-sama membangun kemajuan TEKNOLOGI di sekolahnya belum ada, sehingga hanya jalan ditempat bahkan mengalami kemunduran.
  6. Kurangnya pensosialisasian dari pusat pendidikan (DISPENJAR) yang mengurus tentang TEKNOLOGI kepedesaan karena daerah yang akan dituju sangat jauh dari daerah pusat kota.
  7. Kurangnya rasa kesadaran untuk lebih maju lagi.
  8. Menganggap TEKNOLOGI tidak penting.
Internet Masuk 
Sekolah











"Seminar Nasional ICT Bersama Menkominfo (Minggu, 17 Februari 2008)"
RE Iklan: "internet adalah media pembelajaran masa depan yang sangat bisa diandalkan."
  1. Re: "media pembelajaran masa depan" Dari mana asumpsi ini? Berbasis apa?
  2. Banyak sekali siswa-siswi sudah menggunakan Internet di warnet beberapa tahun. Apakah mereka lebih berhasil di Ujian Sekolah atau UN? Buktinya?
  3. Kapan ada waktu (sebenarnya) di sekolah-sekolah kita untuk menggunakan Internet? Kurikulumnya sudah sangat padat.
  4. Apakah "semua sekolah" di Indonesia punya/akan punya "beberapa kelas" lengkap dengan komputer? Kapan? Pemiliharaan tanggungjawab siapa?
  5. Apakah main Internet secara bebas tidak menghabiskan waktu yang lebih baik digunakan untuk mengulang pelajaran sekolah dan menyiapkan mereka untuk UN atau Ujian Sekolah? Apakah UN sekarang termasuk ujian "Chatting" ?
  6. Bagaimana rencana kita untuk mengatasi masalah bahwa siswa-siswi tidak dapat mengakses atau berpartisipasi di "dunia informasi luas" karena bahasa Inggrisnya lemah?
  7. Bagaimana cara mengintegrasikan Internet di dalam kurikulum dan jadwal pembelajaran di kelas-kelas kita (selain kelas TI)?
  8. Apakah di tingkat sekolah 'Internet sebagai sumber informasi' betul mempunyai peran di dalam melaksanakan kurikulum-kurikulum formal di Indonesia?
    (Saran kami: Kalau ada guru yang ingin memberi tugas penelitian ke siswa-siswi lewat Internet, lebih baik mereka melaksanakan tugasnya 'secara mandiri' di warnet atau telecenter di luar jam kelas, daripada menghabiskan jam pelajaran di sekolah.)
  9. Beberapa sekolah sudah punya akses Internet. Guru-gurunya perlu penjelasan 'berbasis-pedagogi' yang rinci dan praktis! Kami belum dapat ketemu informasinya di situs-situs DepDikNas (termasuk JarDikNas). Mohon informasi!
  10. Apakah guru-guru kita mampu membuat tugas/bahan pelajaran untuk menggunakan Internet dan melaksanakan pembelajaran sambil mengatasi hal-hal negatif, termasuk resiko bahwa siswa-siswi akan masuk situs-situs kekerasan atau porno yang membuang waktu pelajaran?
  11. Apakah tidak lebih baik menggunakan dananya untuk melaksanakan program-program pendidikan yang sudah terbukti (MBS & PAKEM) yang dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun kemampuan guru di tingkat sekolah? 
    Atau meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris yang dapat "membuka informasi global maupun dunia kerja global" untuk siswa-siswa kita, dan adalah hal globalisasi di Indonesia yang paling penting sekarang.
    (Jumlah jam pelajaran dan sistem meniliakan bahasa Inggris jelas tidak berhasil menjamin kemampuan siswa-siswi kita dapat berpartisipasi di dunia global).
  12. Kalau Internet tidak terkait dengan kurikulum, UN, atau Proses Belajar Mengajar kurikulum, dan kebanyakan siswa-siswi tidak dapat mengakses informasi global (tanpa bahasa Inggris), juga bahan dalam bahasa Indonesia adalah sangat sedikit (dan mutunya..?), apakah Internet betul termasuk hal yang penting sama sekali di tingkat sekolah kita di Indonesia sekarang?
    Banyak sekali pro dan kontra akan kehadiran fasilitas internet di dunia pendidikan, padahal sesungguhnya para penggunanya yang tidak tahu menggunakannya dengan sebaik mungkin.
    Hanya menyalah gunakannya untuk hal-hal yang negatif saja.
SUMBER :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN edisi kedua. John. W. Santrock.
Sumber: Indira Permanasari
http://teknologipendidikan.com/dikotomi.html
http://teknologipendidikan.com/ims.html
http://tpers.net/2007/09/apakah-teknologi-pendidikan-itu/
http://teknologipendidikan.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar