Selasa, 10 Desember 2013

PERSPEKTIF KOGNITIF: II. METAKOGNISI DAN PEMECAHAN MASALAH

Rekonseptualisasi tentang pemikiran dan belajar yang mucul menunjukkan bahwa menjadi seorang pemikir yang baik dalam ranah apa saja boleh jadi merupakan persoalan bagaimana mendapatkan kebiasaaan dan disposisi interpretasi dan memahami serta bagaimana mendapatkan seperangkat ketermpilan.
(Resnick, 1988)

      Secara umum metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir tentang pemikiran. Beberapa perspektif menekankan pengetahuan individual tentang kognisi dan penggunaan strategi. Yang lainnya menekannkan baik itu pengetahuan maupun pengaturan kognisi. Komponen utama dari metakognisi adalah: (a) pengetahuan dan kesadaran tentang pemikiran diri sendiri, dan (b) pengetahuan tentang kapan dan di mana mesti menggunakan strategi yang diperoleh. Pengetahuan tentang pemikiran seseorang mencakup informasi tentang kapasitas dan keterbatasan dirinya sendiri dan kesadaran akan kesulitan selama belajar sehingga dapat dilakukan perbaikan. 
      Keterampilan metakognisi adalah proses yang mengontrol penggunaan strategi dalam tugas-tugas kognitif. Yang terasuk dalam metakognisi adalah (a) pengetahuan tentang kognisis yang mencakup pengetahuan mengenai tugas, strategi, rencana pembelajaran dan tujuan, (b) kapabiltas seseorang dalam mengelola kognisi. Termasuk di dalamnya adalah penentuan tujuan, mengaktifkan sumber daya yang relevan, memilih strategi yang tepat, mengevaluasi pemahaman diri, mengecek kemajuan diri, dan mengarah ulangkan upaya jika diperlukan. Meskipun bersifat sadar dan internal, proses metakognisis dapat dilakukan secara otomatis dan semakin luas basis pengetahuan seseorang pemelajar di bidang tertentu, semakin berkurang kebutuhannya akan strategi metakognitif.
      
Subproses dalam Pemecahan Masalah 

Subproses
Peran Keterampilan Metakognitif
1.       Merepresentasikan masalah (mengidentifikasi cirri paling relevan dan menciptakan peta mental atas komponen-komponennya).
1a. Membantu dalam mengakses informasi yang relevan dari memori jangka panjang yang dapat memberi kontribusi pada identifikasi komponen masalah utama).
  b. Membantu menciptakan “peta mental” dari ketentuan, relasi antar-unsur, tujuan, dan batasan (Davidson & Sternberg 1998).
  c. Membantu perekaman selektif,kombinasi selektif, dan perbandingan selektif ketika diperlukan (Davidson & Sternberg 1998).
2.       Perencanaan.
2a. Me-riview dan memilih rencana dan strategi, mungkin menggunakan eksplorasi yang terstruktur (Schoenfeld, 1992).
3.       Mengatasi halangan.
3a. Membantu dalam pencarian ingatan jangka panjang untukinformasi baru.
  b. Mulai melakukan 1c di atas.
4.       Meaksanakan rencana (dan mengatasi masalah).
4a. Memonitor kemajuan dan memodifikasi rencana ketika perlu.
  b. Kembali ke-3 jika perlu.

      Dua kategori masalah adalah masalah yang diidentifikasi dengan baik (informasinya eksplisit) dan yang diidentifikasi dengan buruk (informasinya impisit). Dari perpektif pemelajar, masalah bisa dideskripsikan sebagai sesuatu yang rutin (mengandung solusi yang segera dikenali) dan ssuatu yang nonrutin (melibatkan mengembangkan solusi baru). Akan tetapi dari dua hal tersebut adalah masalah yang membutuhkan restrukturisasi strategi sebelumnya agar sesuai dengan tujuan yang baru. Komponen formal dari suatu masalah adalah ketentuan, tujuan, dan kegiatan yang diperbolehkan atau prosedur yang mengubah informasi tertentu. Situasi juga mencakup hambatan yang merintangi kemajuan dalam memecahkan masalah. 
      Empat kondisi umum untuk pembelajaran metakognitif adalah (a) pembelajaran dengan kesadaran akan kegunaan, (b) kriteria kinerja dan penilaian yang membutuhkan aktivitas metakognitif; (c) memberi conth strategi dengan penguatan dan (d) latihan ekstensif dalam situasi yang berbeda dengan penguatan. Selama pembelajaran, diskusi singkat dapat mengeksplorasi tujuan strategi metakognitif dan mengeksplorasi hubungan antara kondisi tugas, strategi dan produk dari tugas-tugas yang berbeda. Monitoring diri dan evaluasi juga harus dimasukkan sebagai bagian dari pembelajaran keterampilan metakognitif. 

Sumber: Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instructional: Teori dan Aplikasi. Terjemahan Tri Wibowo, B.S. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar