Seperti biasa aku bangun tergesa-gesa,
Langsung mengurus ini dan itu,
Terburu-buru makan, terpogoh-pogoh ke kampus.
Aku tidak mempunyai cukup waktu.
Aku orang sibuk, banyak tugas, banyak kegiatan,
Karena itu aku tidak sempat berdoa.
Hari ini segala yang aku kulakukan menubruk kesana sini.
Persoalan dating bertubi-tubi,
“mengapa TUHAN tidak menolong?” aku bertanya.
TUHAN menjawab,”tetapi kamu tidak meminta.”
Aku ingin hari itu bertabur bunga-bunga keberhasilan,
Namun yang kuhadapi adalah belukar berduri
Aku heran mengapa TUHAN tidak menunjukkan jalan.
TUHAN pun balas bertanya, “mengapa kamu tidak mencari?”
Persoalan demi persoalan membuat aku terjerembab,
Aku putar otak dan berupaya, namun sia-sia.
Dalam hati aku menggugat mengapa TUHAN tidak memberi jawab.
TUHAN berkata, “tapi kamu tidak bertanya.”
Jalan macet menghadang, jalan buntu menunggu,
Beban masalah menekan aku merunduk.
Pelbagai kunci kucoba untuk membuka pintu,
Tersenyum TUHAN berucap, “mengapa kamu tidak mengetuk?”
Kepalaku oleng bak kapal bersandar tanpa sauh,
Hatiku gelisah merontah seperti ikan dalam pukat.
Aku merintih, “TUHAN, mengapa engkau begitu jauh?”
TUHAN menjawab, “tapi kamu tidak mendekat”
Lalu mulai pagi ini,
Aku terlebih dulu menenangkan diri,
Berkonsolidasi, mencari visi, bermeditasi,
Begitu banyak yang hari ini perlu kukerjakan.
Tapi justru sesab itu aku membuka hubungan :
“SELAMAT PAGI TUHAN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar