Tes inteligensi dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama : secara  individu dan kelompok. Tes inteligensi secara kelompok digunakan untuk  tujuan yang lebih luas dan beragam seperti dalam seting sekolah dan  militer. Sedangkan untuk situasi klinis, paling banyak digunakan tes  inteligensi secara individual.
            Tes inteligensi secara individual yang tidak membutuhkan penggunaan bahasa (perilaku verbal) disebut performance test. Sedangkan tes yang tergantung pada penggunaan kata-kata dan angka-angka disebut verbal test.  Tes inteligensi yang paling bernilai dan dapat digunakan secara luas  dalam situasi klinis adalah tes yang mengkombinasikan keduanya, tes  verbal dan performa. Salah satu tes performa yang digunakan secara luas  saat ini adalah Goodenough Draw-A-Person Test (DAP) dan Raven Progressive Matrices Test (RPM).  Metode DAP mengestimasi kemampuan nonverbal secara umum dari gambar  manusia yang dibuat oleh individu. Kredit poin diberikan untuk berbagai  detil dari tubuh dan pakaian. Sebagai contoh, satu poin diberikan untuk  setiap bagian yang terdiri dari kepala, kaki, tangan, panjang dan lebar  tubuh yang proporsional, mata, hidung, setidaknya dua buah pakaian,  jari, tulang sendi kaki, dan detail yang serupa. Total poin kemudian  diubah ke dalam ukuran kuantitatif dari inteligensi. Tes ini memiliki  daya tarik alami khususnya untuk anak dan bermanfaat dalam sesi  diaagnosa. Tes ini dapat menyediakan bukti-bukti mengenai fungsi  kepribadian dan konflik-konflik sebaik pengukuran inteligensi.
            Tes  RPM terdiri dari beberapa seri bentuk dimana salah satu bagian dari  bentuk tersebut dihilangkan dan klien diberikan enam bentuk yang salah  satunya merupakan bagian yang dihilangkan dari seri tersebut. Tugas  klien adalah memilih bagian/bentuk yang tepat. Tes ini sangat bermanfaat  dalam mengukur kemampuan berpikir analogi, membuat perbandingan, dan  mengindikasikan metode berpikir logis. Kelebihan tes ini adalah dapat  diberikan pada klien yang sulit berbicara, misalnya pada klien yang  mengalami cede.
THE BINET TESTS
             Tes inteligensi modern yang pertama dirancang oleh Alfred Binet pada  tahun 1905. Tes ini menggunakan skala usia yang terdiri dari mental age dan chronological age.  Kredit yang diperoleh klien dihitung dalam bulan. Skor total klien  adalah jumlah bulan dari kredit yang diperoleh klien untuk item-item  yang bisa dijawab. Total kredit inilah yang disebut mental age yang disambungkan dengan chronological age dan diubah ke dalam bentuk IQ. Tes ini didesain untuk anak-anak, karenanya kurang tepat jika dipakai untuk orang dewasa.
THE WECHSLER TESTS
            Karena beberapa keterbatasan dari tes inteligensi Binet, pada tahun  1939 David Wechsler dari Rumah Sakit Bellevue, New York, mengembangkan  tes inteligensi yang baru. Wechsler membuat dua bentuk tes, yaitu tes  inteligensi untuk anak-anak dikenal dengan nama Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R) yang diperkenalkan pada tahun 1974, dan tes inteligensi untuk dewasa yaitu Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) yang diperkenalkan pada tahun 1955.
            WISC-R,  yang cocok untuk anak usia 5-15 tahun, terdiri dari 12 subtes, enam  verbal dan enam nonverbal. Tes verbal diantaranya subtes information, general comprehension, arithmetic, similarities, dan vocabulary. Sedangkan tes performa diantaranya meliputi picture completion, picture arrangement, dan block design.
            WAIS  digunakan untuk klien berusia di atas 16 tahun. Subtes WAIS memiliki  format yang sama dengan WISC-R, namun tentu saja pertanyaannya  disesuaikan dengan usia klien. Baik WISC-R dan WAIS berbentuk point scales. Setiap subtes memiliki raw score yang diubah ke dalam equivalent weighted score. Dan klien memperoleh tiga bentuk IQ, yaitu IQ verbal, performance dan full-scale.
http://www.freewebs.com/bunda_psiko/testofintelligence.htm 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar