JAKARTA,KOMPAS.com - Pendidikan Anak Usia Dini  (PAUD) di daerah-daerah masih banyak berfokus pada usia 5-6 tahun atau  anak-anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak. Akibatnya, empat tahun  pertama di masa emas anak-anak tersebut menjadi kurang diperhatikan,  padahal di usia tersebut mereka juga perlu dimaksimalkan potensi dan  tumbuh kembangnya. 
"Pendidikan anak usia dini atau PAUD  itu penting mulai anak usia 0-6 tahun. Tetapi pemerintah daerah belum  banyak yang mendukung karena tidak wajib seperti pendidikan dasar  sembilan tahun," kata Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan  Informal Depdiknas, Hamid Muhammad, di Jakarta, Jumat (15/5). Program  PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas. Angka  Partisipasi Kasar (APK) PAUD tahun 2008 baru mencapai 50,03 persen dari  29,8 juta anak. Target APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun  ini adalah 53,9 persen, baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen  Agama. Hamid mengatakan, upaya untuk meningkatkan akses pendidikan  dilakukan terutama untuk perintisan PAUD di daerah terpencil, yaitu di  50 kabupaten dari 21 provinsi di Indonesia.  Intinya, kata dia, pertama  adalah untuk pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan pada  pengelola PAUD di desa. Kedua, untuk para pembina di provinsi dan  kabupaten. Ketiga, yang paling besar jumlahnya, adalah untuk pendirian  lembaga PAUD. "Total  783 ribu anak yang bisa masuk program ini,"  katanya. Hamid mengungkapkan, kendala yang dihadapi untuk  mendongkrak APK PAUD adalah tingkat kesadaran masyarakat tentang  pentingnya PAUD. Anggota masyarakat, kata dia, terutama di daerah  pedesaan kurang peduli terhadap PAUD. "Bagi mereka yang penting masuk  sekolah dasar. Padahal betapa pentingnya PAUD sebagai landasan wajib  belajar sembilan tahun," katanya.
Pemerintah, kata Hamid,  juga memberikan perhatian terhadap tutor PAUD. Dia menjelaskan, tutor  PAUD tidak seperti guru pada taman kanak-kanak yang diwajibkan  berkualifikasi S1 ditambah pendidikan profesi. Tutor PAUD, kata dia,  dilihat dari kompetensinya. "Belum ada standardisasi kualifikasi,  tetapi secara bertahap akan kita lakukan beberapa standardisasi.  Sementara ini yang kita lakukan dengan pelatihan," katanya.
Direktur  PAUD Depdiknas Sudjarwo Singowidjojo menyampaikan, upaya lain yang  ditempuh untuk meningkatkan APK PAUD adalah diversifikasi bentuk-bentuk  PAUD, yakni kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD  sejenis. Dia mencontohkan, melalui PAUD sejenis yaitu dengan membina di  antaranya posyandu dan  taman pendidikan Alquran. "Kemudian  dengan melakukan kemitraan dengan organisasi perempuan seperti  Aisyiyah, Muslimat NU, dan PKK. Diharapkan, APK PAUD dapat mencapai 72,6  persen pada 2014," katanya. Hamid mengatakan, progam PAUD didukung melalui APBN dan grant dari  pemerintah Belanda. Beberapa tahun belakangan ini, kata dia, program  ini juga dibantu oleh UNICEF khususnya di kawasan Indonesia bagian  timur. "Oleh karena itu, pada tahun ini, bersamaan dengan program  reguler, APBN, dan pihak donor, kita akan melakukan kegiatan publikasi  dan sosialisasi berupa sejumlah lomba," katanya.
http://edukasi.kompas.com/read/2009/05/15/20340696/Fokuskan.Pendidikan.Usia.Dini.ke.Anak.Usia.0-6.Tahun. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar