Senin, 28 Februari 2011

MODEL DALAM PEMBELAJARAN

Bagaimana penerapan E-Learning Vs Blended Learning di dalam pembelajaran jarak jauh???

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem elearning cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar, Namun dalam perkembanganya, E – learning tersebut tidak berjalan secara penuh atau adanya pencampuran antara sistim pembelajaran secara konvensional atau sering disebut dengan sistim belajar Blended learning.
Aktivitas E-Learning Vs Blended Learning

 A. E- Learning
E – Learning adalah salah satu proses perkembangan teknologi yang diaplikasikan dalam hal penyampaian pengetahuan dalam proses belajar. Dalam definisi yang lain adalah e – learning adalah metode pendekatan terbaru dalam penyampaian pengetahuan. Metode ini menawarkan pengguna untuk memberikan control yang lebih pada proses belajar karena interaksi antara pelajar dan pengajar minim hingga tidak ada interaksi. Hal ini disebabkan karena e – learning menitikberatkan teknologi pada metode penyampaiannya. E- learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringankomputer,maupun komputer standalone. Sistim pembelajaran jarak jauh berbasis E – learning ( elektronok learning ) sudah dipandang dapat memberikan keuntungan disbanding dengan sistim pengajaran tradisional dari segi financial dan non financial. Aktivitas E – learning yaitu pembelajaran yang sepenuhnya diberikan secara long distance ( jarak jauh ) dengan menggunakan media elektronik. Pembelajaran E- Learning ini digunakan untuk menurunkan waktu dan biaya training . Sebagian dari kita mungkin sudah pernah melakukan pencarian informasi, membaca artikel, melihat sebuah demo aplikasi, atau berpartisipasi dalam diskusi melalui internet. Secara tidak langsung apa yang telah kita lakukan tersebut merupakan sebagian kecil aktivitas-aktivitas e-learning.

B. Blended Learning
blended : campuran, kombinasi yang baik. learning : pembelajaran, pengetahuan Blended Learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Dengan Blended learning proses pembelajaran dapat menggabungkan berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual). Blended Learning memadukan berbagai metode pengajaran memanfaatkan teknologi Teknologi virtual yang ada dapat dimanfaatkan untuk proses blended learningBlended Learning dapat diterapkan secara efektif dengan menyesuaikan kondisi yang disepakati semua pihak.
Kapan dibutuhkan E – Learning vs Blended learning

A. E- Learning
E – learing di butuhkan apabila pembelajaran secara konvensional ( face to face ) tidak begitu diperlukan. E-Learning menawarkan kesempatan baru pada pengajar dan pendidik untuk memperkaya pengalaman mengajar dan belajar mereka,melalui lingkungan virtual yang tidak yang mendukung pada penyampaian tapi juga pada eksplorasi dan penerapan informasi dan promosi atas pengetahuan baru. Yang dibutuhkan di sini adalah kombinasi antara informasi digital dan teknologi komunikasi, seperti broadcast, video mobil, audio, telekomunikasi, grafik 3 dimensi, email, web, dan objek yang melihat antarwajah. Semuanya itu bisa didesain untuk mendukung, menciptakan, dan mengirim pengalaman pendidikan yang penting dan lingkungannya. E – learning di butuhkan pada saat pembelajaran secara konvensional membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar, maka disini peran e – learning tersebut untuk meminimalisir pengeluaran tersebut.
Secara singkat e- learning di butuhkan pada saat :
- untuk mengurangi biaya
- Flexibilitas ( pada saat kita ingin belajar dimanapun )
- Untuk personalisasi

B. Blended Learning
Blended Learning dibutuhkan pada saat metode pengajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan. Proses pengajaran blended learning ini dibutuhkan pada saat seorang mahasiswa membutuhkan penambahan pelajaran. Blended learning dibutuhkan pada saat:
-Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya
-Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar
dan siswa.
-Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
 -Membantu proses percepatan pengajaran.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat ini sistim pembelajaran secara blended learning masih sangat baik di terapkan diindonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.
 
Implementasi E – Learning Vs Blended learning

A. E – Learning
Pada saat ini E – Learing masih sangat dibutuhkan oleh Organisasi, karena apabila digunakan oleh pendidikan tinggi secara penuh maka e – learning kurang bisa diterapkan di indonesia. Berdasarkan pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di Internet, implementasi sistem e-learning bervariasi mulai dari yang (1)sederhana yakni sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang ditaruh diweb server dengan tambahan forum komunikasi lewat e-mail atau milist secara terpisah sampai dengan yang (2) terpadu yakni berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan system informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai educational tools lainnya. Implementasi suatu e-learning bisa masuk kedalam salah satu kategori tersebut, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau bahkan bisa merupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi tersebut. Hal ini disebabkan antara lain karena belum adanya pola yang baku dalam implementasi e-learning. Pada saat investasinya, investasi awal yang dibutuhkan yaitu mengeluarkan biaya yang relative besar untuk penyediaan software,penambahan hardware baru seperti penambahan alat-alat video-audio jarak jauh, dan media internet .namun apabila dalam mempelajari sistim jarak jauh e –learning merupakan solusinya.Di dalam e – learning komponen yang digunakan antara lain ,E-learning dikembangkan dari perpaduan aspek pembelajaran dan aspek teknologi. Dari sisi teknologi, keberhasilan e-learning mencakup perpaduan aspek teknologi:

B. Blended Learning
Blended Learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke E-learning. Blended Learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online. Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas. Jika dalam sistim blended learning ini yaitu implementasinya merupakan masih dalam ruang lingkup belajar di kelas namun untuk menambah proses pengetahuan yang ada maka dibutuhkanlah media online yang tepat seperti internet atau video conference dan sitim pembelajaran secara konvensional juga perlu. Namun apabila diperhitungkan dalam pembelajaran jarak jauh, investasi yang dibutuhkan blended learning ini lebih mahal di banding e – learning, learning karena adanya keharusan bertatap muka yang mengakibatkan penambahan biaya organisasi berupa biaya perjalanan. Nilai investasi yang dikeluarkan itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya, apabila diimplementasikan dalam segi pendidikan maka nilai investasinya tersebut terbilang lebih murah karena dengan adanya siswa dikelas dapat mempertemukan siswa lainnya mungkin dari luar kota atau dari luar negri. Namun jika dperhitungkan dari sisi organisasi blended learning masih kurang efisien karena diharuskan untuk bertemu muka dan ini mengakibatkan biaya tambahan yaitu berupa biaya tambahan bagi organisasinya.
Siapa saja yang membutuhkan E-Learning Vs Blended Learning 

A. E – Learning
Jika dalam e – learning siapa saja yang membutuhkan nya yaitu:
-orang – orang yang mungkin mengharuskan melakukan pelatihan namun untuk memperkecil cost perusahaannya dengan meniadakan biaya perjalannya.
-Orang yang memiliki waktu yang sedikit sehingga mengharuskan dia untuk mobile dan tidak adanya waktu untuk belajar dikelas
-Orang yang membutuhkan peningkatan kualitas namun memiliki jarak yang sama – sama jauh.
E-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin).Umumnya, bagian pengembangan SDM perusahaan skala menengah dan besar sudah memikirkan penggunaan elearning secara efektif untuk pelatihan karyawannya.

B. Blended Learning
Dalam sistim penggunaaan blended learning di Indonesia ini banyak sekali yang menggunakannya, Khususnya dalam media pendidikan. Karena di Indonesia pengenalan sistim pembelajaran secara online masih dibilang sangat baru maka sistim blended learing ini sangat tepat diterapkan diindonesia. Kalangan pendidikan serta banyaknya universitas di Indonesia yang menerapkannya. Blended learning tidaklah sesederhana sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial, ketika para siswa diperlukan untuk lebih sering bekerjasama secara online, mereka saling berbagi permasalahan secara umum pada tingngkatan yang beragam, mereka kemudian menciptakan komunitas “penyelesaian masalah” mereka sendiri.

http://blog.unila.ac.id/adhel/files/2009/06/mini-paper-sistim-informasi-manajemen2.pdf

Senin, 21 Februari 2011

MOTIVASI DIRI

Seringkali rutinitas, dan berbagai masalah yang datang silih berganti setiap hari membuat kita kehilangan motivasi untuk mendapatkan yang lebih baik dalam kehidupan. Hingga semua tujuan kita mengabur dan lama-lama menghilang. Berikut kami sampaikan tujuh cara untuk mendapatkan motivasi setiap hari:

1. Ciptakan Hasrat - Lihat imbalan dari usaha Anda secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi untuk membuat rencana Anda cepat terwujud. Bayangkan rumah impian Anda setiap hari, dan ini akan memberikan Anda dorongan untuk menjadikannya nyata.

2. Ciptakan Rasa Sakit - Dalam program Neuro-Linguistic mereka mengajarkan pada Anda untuk menghubungkan rasa sakit dengan tidak melakukan tindakan. Gambaran kekasih Anda keluar dengan orang lain, saat Anda menyaksikan itu dengan diam-diam, hal itu mungkin membuat Anda termotivasi membicarakan hal-hal yang Anda hindari dengan pasangan Anda.
3. Bicarakan Rencana Anda - Bicaralah pada pasangan Anda tentang rencana Anda, atau tuliskan dalam selembar kertas apa yang akan Anda lakukan lalu tempelkan di kulkas.
4. Miliki Sebuah Ketertarikan yang Nyata - Jika tak ada ketertarikan sama sekali Anda mungkin perlu melakukan sesuatu, untuk itu buat sebuah tujuan besar dalam pikiran Anda.
5. Miliki Energi - Kafein akan memberikan rasa sehat untuk sesaat, tapi dalam satu atau lain cara, Anda membutuhkan energi lebih sebagai motivasi untuk setiap hari, misalnya dengan olah raga atau tidur cukup.
6. Ciptakan Keseimbangan Mental - Sangat sulit untuk menemukan motivasi jika Anda dalam keadaan tertekan. Hilangkan beberapa perasaan negatif Anda, atau pada akhirnya pilih kerjakan pekerjaan penting saat Anda dalam mood yang bagus.


7. Ambil Sebuah Langkah Kecil - Lakukan pengumpulan untuk satu tas besar daun-daun di halaman. Dan denagn segera Anda akan membersihkan halaman. Setiap sebuah langkah kecil yang Anda ambil untuk mencapi tujuan akan memberikan motivasi pada Anda setiap hari. 

http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/tips-motivasi-diri.html

MOTIVASI DALAM BELAJAR

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.

Motivasi memegang peranan yang amat penting dalam belajar, Maslow (1945) dengan teori kebutuhannya,
menggambarkan hubungan hirarkhis dan berbagai kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan yang tumpang tindih, contohnya adalah orang ingin makan bukan karena lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untuk selamanya, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yang dikuasai oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut (Maslow, 1954).
Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan yang bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat berikutnya adalah rasa aman. Sebagai contoh adalah seorang siswa yang merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya, maka ia tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai. Seseorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan harga dirinya, maka dia akan percaya diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu, mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar.
Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap siswa memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama lainnya. Tidak sedikit siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak juga siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.
Siswa yang datang ke sekolah memiliki berbagai pemahaman tentang dirinya sendiri secara keseluruhan dan pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri khususnya. Mereka mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini merupakan cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya dan kemungkinannya tidak dapat dilihat oleh guru namun sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Gambaran itu mulai terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, yaitu keluarga dan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas dapat diambil pengertian bahwa siswa datang ke sekolah dengan gambaran tentang dirinya yang sudah terbentuk. Meskipun demikian adanya, guru tetap dapat mempengaruhi mapun membentuk gambarang siswa tentang dirinya itu, dengan tujuan agar tercapai gambarang tentang masing-masing siswa yang lebih positif. Apabila seorang guru suka mengkritik, mencela, atau bahkan merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akn cenderung menilai diri mereka sebagai seorang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar. Hal ini berlaku terutama bagi anak-anak TK atau SD yang masih sangat muda. Akibatnya minat belajar menjadi turun. Sebaliknya jika guru memberikan penhargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa akan menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar. Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.
Mengutip pendapat Mc. Donald (Tabrani, 1992: 100), “motivation is energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.” Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari perumusan yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi motivasi adalah:





 





1. Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat. Motivasi berfungsi sebagai pengerak atau motor yang memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus ditempuh.
3. Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. 

SUMBER
http://nadhirin.blogspot.com/2010/01/dalam-dunia-pendidikan-terutama-dalam_17.html

Rabu, 16 Februari 2011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN di balik film UPIN & IPIN

        Minggu ini, mata kuliah Psikologi Pendidikan dilakukan secara kelas besar. Materi pembahasan berkenaan dengan media pembelajaran yang ada hubungannya dengan teknologi.

       Metode perkuliahan variasi antara diskusi dan menonton tayangan 'behind the scene'. Fantastik dan Luar biasa, setelah tahu bahwa sesungguhnya di balik cerita kocak UPIN & IPIN tersirat begitu banyak pembelajaran yang terkait dengan Psikologi Pendidikan. Tidak hanya dari Dosen, Internet, dan Buku-buku kita memperoleh Psikologi Pendidikan, tapi melalui tayangan-tayangan animasi seperti GENG ini pun kita memperolah Psikologi Pendidikan. Kita semua tahu, bahwa sejak kita dilahirkan kita telah mengenal dan mengetahui serta memperoleh Psikologi Pendidikan. Hanya saja kita belum memahami betul dari mana saja kita memperolehnya. TERIMA KASIH banyak buat dosen pengampuh Psikologi Pendidikan saya, yang sangat luar biasa mengajak kami semua untuk memahami dari mana saja pun kita pasti bisa mendapatkan Psikologi Pendidikan.
        Sekilas jika kita tonton dan disenangi, tidak akan kita sadari ternyata film GENG UPIN & IPIN : Pengembaraan Bermula menyimpan begitu banyak hal yang dapat kita jadikan pembelajaran tentang Psikologi Pendidikan. Para tim memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, menciptakan banyak karakter yang unik dan sebagian besar dari mereka menjadi pelakonnya langsung. Peralatan yang mereka gunakan menjadi teman sejati mereka selama proses pembuatan film ini. Semua alat yang mereka gunakan adalah teknologi yang canggih, menjadi pendukung untuk menciptakan kreasi animasi yang memukau banyak individu. Banyak pembelajaran yang disampauikan kepada kita melalui film animasi ini. Kalau kekompakkan dan kerja sama tim itu sangat dibutuhkan untuk menciptakan hal yang luar biasa.
Jika kita melihat bagaimana proses pembuatannya, kita akan menemukan begitu luar biasanya usaha keras, kerja sam tim yang saling mendukung, dan yang paling luar biasa adalah kesabaran mereka saat membuat film tersebut. Kebayang kan selama hampir 3 tahun proses pembuatannya, selama itu segala usaha dan kerja sama mereka bangun untuk menciptakan film animasi yang dapat kita nikmati hanya dengan durasi 90 menit. Kita patut bangga punya tetangga yang mampu menciptakan film animasi seperti itu, semoga kita termotifasi untuk menciptakan hal yang juga kuar biasa fantastiknya.
 
Saya berharap teman-teman pembaca semua mau memberikan masukan buat komentar saya ini, dengan harapan dapat menjadikannya lebih baik lagi.

Senin, 14 Februari 2011

MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN

Seberapa jauhkah peranan multimedia dalam memberikan pengaruh dalam pendidikan,,,???
 

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, berbagai perubahan dalam masyarakat yang semakin terbuka dan memiliki kompetisi yang tinggi, menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan. Kehadiran multimedia sebagi salah satu produk TIK di bidang pendidikan disambut gembira, karena peranannya dalam membantu mencapai tujuan pendidikan. Teknologi multimedia diharapkan mampu mengatasi kendala dalam proses belajar mengajar dengan dikemasnya program-program pendidikan dalam media berbasis TIK. Multimedia juga merupakan media pembelajaran dan pembelajaran yang efektif dan efisien berdasasrkan kemampuannya menyentuh berbagai panca indra. Memberikan berbagi jenis fasilitas untuk lebih mempermudah melakukan aktifitas dan segala sesuatu dalam meningkatkan mutu serta kemajuan pendidikan. 
Dalam segala aspek bidang pendidikan sangat dibutuhkan sebuah perencanaan, denmkian pula halnya dengan pemanfaatan multimedia. Perencanaan adalah aspek penting untuk menjadi seorang pendidik yang kompeten. Perencanaan Instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanaan pelajaran. Pendidik perlu menentukan seperti apa proses belajar mengajar yang akan dilaksakan dengan menggunakan teknologi multimedia. 
Penggunaan multimedia sebagai salah satu media berbasis TIK dalam pendidikan berkembang melalui 3 tahap: 
1. Penggunaan Audio Visual Aid (AVA)
Penggunaan AVA yaitu alat bantu berbentuk audio (memanfaatkan pendengaran) dan visual (memanfaatkan penglihatan).
2. Penggunaan materi-materi berprogram
Materi pembelajaran merupakan materi pembelajaran yang diambil dari subject matter. Materi pembelajaran ini dipecah ke dalam unit kecil, selanjutnya diprogram sesuai dengan perangkat yang digunakan.
3. Penggunaan Komputer Dalam Pendidikan
Peningkatan produktifitas dapat dicapai melaluui penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi telah mengubah masyarakat dari induatri menjadi informasi, ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat berpendidikan yang berbasis teknologi informasi atau komputer baik dari segi software maupun hardware.




Ini adalah kenyataan yang sedang terjadi di dunia pendidikan pada saat ini. Bahwa multimedia yang merupakan salah satu media berbasis TIK memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan pembelajaran dan proses pembelajaran. Sungguh sangat disayangkan jika kita tidak membuka diri kita untuk siap menggunakan segala jenis teknologi yang selalu menjadi media untuk memperoleh informasi. Semoga semua para pendidik dan anak didik mampu sedemikian rupa menggunakan media informasi dalam bidang teknologi, sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin akan menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya.


SUMBER:
Dr.Munir, M.IT. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN edisi kedua. John. W. Santrock. 

TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Harun Al-Rasyid 10-040


ΕΎ  Bagaimana pandangan dan penilaian kelompok anda sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mk.psikologi pendidikan 3 sks ta. 2010/2011 harus memiliki e-mail dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya.
Menurut pandangan kelompok kami email dan blog  sangat membantu dalam proses pembelajaran. Karena mempermudah untuk mendapatkan infformasi-informasi dengan lebih cepat.  Sebagaimana UNESCO merekomendasikan 4 pilar dalam bidang pendidikan :
1.      Learning to know
Belajar untuk mengetahui, memahami, dan memahami cara-cara untuk memperoleh pengetahuan dan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik sebagai bekal ilmu pengetahuan.
2.      Learning to do
Belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu.
3.      Learning to live together
Pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia.
4.      Learning to be
Pendidikan seharusnya memberikan bakal kemampuan untuk mengembangkan diri.
Keempat pilar tersebut dapat dengan mudah kita laksanakan melalui media email dan blog yang merupakan contoh dari layanan internet yang sedang populer digunakan para pelajar maupun mahasiswa saat ini.  Seperti kutipan dibawah ini yang dikutip dari pernyataan dosen pengampuh Psikologi Pendidikan.
“Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan diharapkan dapat ikut menjaga dampak ‘global warming’ dengan cara menyelesaikan tugas-tugas secara paperless (hemat kertas), sebab penugasan dapat di unduh dari website dan dikumpulkan melalui proses unggah di blog masing-masing mahasiswa. Sehingga setiap orang berkesempatan mendapat evaluasi dari berbagai kalangan. Cara ini digunakan dengan pertimbangan bahwa diharapkan mahasiswa dapat mengasah kemampuan berpikir dan berperilaku kritis di samping merangsang kemampuan berkreasi dan ekspresi. Mengapa kritis, sebab hasil proses kerja yang dihasilkan akan dapat dilihat dan dinilai siapa pun tanpa batasan. Akankan mahasiswa menampilkan hasil kerja yang tidak optimal? Jika kemudian ada evaluasi dan umpan balik, mahasiswa yang bersangkutan dapat menilai dirinya sendiri dan berproses untuk membentuk jadi diri secara perlahan. Lalu mengapa kreatif, karena setiap mahasiswa ditantang untuk menunjukkan performa blognya serta tugas-tugas yang tampil pada blognya secara unik. Bukan sekedar mencontoh atau menjiplak. Sedangkan ekspresif, karena seorang hanya akan maju jika berani menunjukkan hasil kinerjanya.”

Kelompok kami menarik kesimpulan, bahwa sesungguhnya banyak hal positif dengan adanya email dan blog dalam masa perkuliahan. Karena membantu kita untuk lebih mengenal teknologi sehingga kita mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Menjadi suatu media untuk tempat kita menuangkan semua yang kita tahu, pendapat-pendapat kita, apresiasi kita serta apapun hal yang membangun dunia pendidikan. Melalui media blog dan email kita bisa membagikan ilmu, memperoleh ilmu dari berbagai sumber dengan mudah dan cepat. Tetapi, sekalipun fasilitas email dan blog banyak membantu dalam pembelajaran ada juga hal yang sedikit membuat kesulitan pelajar ataupun mahasiswa yang tidak memiliki komputer di rumah atau pun laptop pribadi. Karena mereka harus pergi ke warnet untuk memanfaatkan fasilitas email dan blog tersebut, hal ini tentu memerlukan biaya yang cukup besar karena tidak cukup sekali atau dua kali. Tugas selalu ada tiap minggu, menyita banyak waktu untuk  pergi ke warnet. Inilah pandangan kelompok kami tentang pemakaian email dan blog dalam proses pembelajaran dilihat dari uraian Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan.

SUMBER:
Dr.Munir, M.IT. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Sabtu, 12 Februari 2011

BAGAIMANA cara menghargai pendidikan...???


PENDIDIKAN adalah hal yang penting buat setiap individu,,,sangat penting!!! tapi apakah pendidikan sama halnya dengan "DIRI" kita sendiri.....butuh dihargai,,,,? bagaimana mungkin kita mampu menerima pendidikan itu jika kita tidak mencoba untuk menerimanya dan menghargainya sebagai hal yang penting,,,,

Secara pribadi, aku sendiri belum mampu menghargai pendidikan itu. Menerima sepenuhnya pendidikan untuk aku aplikasikan dalam hidupku, aku hanya menerimanya sebagai sesuatu yang wajib aku laksanakan, tapi aku masih belum bisa menghargai pendidikan yang aku terima selama ini. Apakah semua orang seperti aku,,,?? atau adakah orang yang sangat menghargai PENDIDIKAN itu...???
jika ada, aku mau belajar dan bertanya kepada orang itu, bagaimana cara agar aku mampu menghargai pendidikan. Menjadikan pendidikan sebagai hal yang penting, mengkategorikan pendidikan sebagai kebutuhan PRIMER,,,,
PENDIDIKAN memampukan aku menerima begitu banyak perubahan di dunia teknologi, pendidikan mengajarkan aku untuk tetap bertahan dalam perkembangan jaman ini, dan pendidikan jugalah yang selalu menemani hari-hariku. Aku harus bisa menghargai pendidikan itu, kita semua harus menghargai pendidikan itu, agar pendidikan di negara kita ini lebih bermutu, dan akhirnya di seluruh pelosok dan belahan INDONESIA tidak ada lagi yang tidak mengenal PENDIDIKAN...



Senin, 07 Februari 2011

TEKNOLOGI dalam pendidikan belum merata.

Mengapa pendidikan di pedesaan belum sepenuhnya mengenal yang namanya TEKNOLOGI??? 

Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Teknologi adalah tema penting dalam pendidikan sehingga selalu dibahas dalam hal dunia pendidikan.
Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup.
TEKNOLOGI telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, tetapi TEKNOLOGI masih dipakai secara sederhana ban berubah dengan lamban. Namun, kini teknologi berubah secara drastis.Banyak guru tidak memiliki pengetahuan memadai dalam menggunakan komputer, dan banyak sekolah tidak menyediakan layanan internet.
Sebagai contoh yang bebar-benar nyata adalah dunia TEKNOLOGI di kabupaten SIMALUNGUN tempat saya memperoleh pendidikan dari jenjeng TK sampai SMA.
Memperihatikan sekali sarana dalam TEKNOLOGI PENDIDIKAN yang kami peroleh. Tidak memberikan banyak pengetahuan tentang komputer, internet bahkan untuk praktek ke LAB saja sangat sulit untuk dilakukan.
Saya sebagai individu yang mengalaminya selalu bertanya-tanya...
Mengapa bisa sedemikin rupa pendidikan yan terjadi di SIMALUNGUN ini.....???
Bukankah sudah seharusnya TEKNOLOGI itu sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan....Tapi pada kenyataannya tidak terjadi kemerataan dalam memfasilitasi pendidikan di berbagai belahan kota.
Sebenarnya ini terjadi karena apa???
Bagaimana mungkin para pelajar dari pedesaan mampu menerima dunia yang semakin canggih dan modern ini, jika sejak dini mereka belum diperkenalkan dengan yang namanya KOMPUTER dan INTERNET,,,,
Sementara sekarang ini segala sesuatunya berfokus pada hal-hal tersebut.
Bahkan saya sendiri pun terkejut dan merasa ragu-ragu melakukan aktifitas perkuliahan dengan menggunakan fasilitas yang sangat canggih. Memang benar semuanya akan kita pelajari seirig dengan waktu, tapi bagaimana mungkin jika selama waktu beriring kita hanya diam dan tidak mau mencoba serta memperoleh fasilitas yang ada???
Menyedihkan sekali.....!!!
Sesungguhnya Pendidikan Yang Bermutu adalah:  
Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM (Pembelajaran Kontekstual). ("Mampu" termasuk Kreatif). Jelas, kalau kita ingin membuat program untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kita harus memastikan bahwa strategi-strategi yang direncanakan menghadapi segala macam hal, dan yang di utamakan adalah kebutuhan dasar untuk mengajar dan situasi yang nyaman dan aman di  sekolah (termasuk listrik/air).
Tapi pada kenyataan tidak bisa demikian,terutama buat daerah pendesaan.
Apa penyebabnya,,???
  1. Kualitas para pendidik yang tidak mampu mensosialisasikan kemajuan TEKNOLOGI dalam pendidikan
  2. Biaya anggaran untuk memfasilitasi kebutuhan dalam TEKNOLOGI pendidikan tidak memadai bahkan sama sekali tidak ada anggaran untuk hal tersebut
  3. Kepedulian dan tutur campur tangannya pemerintahan daerah untu memberikan bantuan dan sosialisasi mengenai TEKNOLOGI, seperti komputer dan internet.
  4. Kesiapan para anak didik untuk menerimanya, sehingga meremehkannya dan menyakahgunakannya, serta tidak sesuai denga apa yang diharapkan.
  5. Keselarasan antyara interksi para pendiidki dengan anak didiknya untuk sama-sama membangun kemajuan TEKNOLOGI di sekolahnya belum ada, sehingga hanya jalan ditempat bahkan mengalami kemunduran.
  6. Kurangnya pensosialisasian dari pusat pendidikan (DISPENJAR) yang mengurus tentang TEKNOLOGI kepedesaan karena daerah yang akan dituju sangat jauh dari daerah pusat kota.
  7. Kurangnya rasa kesadaran untuk lebih maju lagi.
  8. Menganggap TEKNOLOGI tidak penting.
Internet Masuk 
Sekolah











"Seminar Nasional ICT Bersama Menkominfo (Minggu, 17 Februari 2008)"
RE Iklan: "internet adalah media pembelajaran masa depan yang sangat bisa diandalkan."
  1. Re: "media pembelajaran masa depan" Dari mana asumpsi ini? Berbasis apa?
  2. Banyak sekali siswa-siswi sudah menggunakan Internet di warnet beberapa tahun. Apakah mereka lebih berhasil di Ujian Sekolah atau UN? Buktinya?
  3. Kapan ada waktu (sebenarnya) di sekolah-sekolah kita untuk menggunakan Internet? Kurikulumnya sudah sangat padat.
  4. Apakah "semua sekolah" di Indonesia punya/akan punya "beberapa kelas" lengkap dengan komputer? Kapan? Pemiliharaan tanggungjawab siapa?
  5. Apakah main Internet secara bebas tidak menghabiskan waktu yang lebih baik digunakan untuk mengulang pelajaran sekolah dan menyiapkan mereka untuk UN atau Ujian Sekolah? Apakah UN sekarang termasuk ujian "Chatting" ?
  6. Bagaimana rencana kita untuk mengatasi masalah bahwa siswa-siswi tidak dapat mengakses atau berpartisipasi di "dunia informasi luas" karena bahasa Inggrisnya lemah?
  7. Bagaimana cara mengintegrasikan Internet di dalam kurikulum dan jadwal pembelajaran di kelas-kelas kita (selain kelas TI)?
  8. Apakah di tingkat sekolah 'Internet sebagai sumber informasi' betul mempunyai peran di dalam melaksanakan kurikulum-kurikulum formal di Indonesia?
    (Saran kami: Kalau ada guru yang ingin memberi tugas penelitian ke siswa-siswi lewat Internet, lebih baik mereka melaksanakan tugasnya 'secara mandiri' di warnet atau telecenter di luar jam kelas, daripada menghabiskan jam pelajaran di sekolah.)
  9. Beberapa sekolah sudah punya akses Internet. Guru-gurunya perlu penjelasan 'berbasis-pedagogi' yang rinci dan praktis! Kami belum dapat ketemu informasinya di situs-situs DepDikNas (termasuk JarDikNas). Mohon informasi!
  10. Apakah guru-guru kita mampu membuat tugas/bahan pelajaran untuk menggunakan Internet dan melaksanakan pembelajaran sambil mengatasi hal-hal negatif, termasuk resiko bahwa siswa-siswi akan masuk situs-situs kekerasan atau porno yang membuang waktu pelajaran?
  11. Apakah tidak lebih baik menggunakan dananya untuk melaksanakan program-program pendidikan yang sudah terbukti (MBS & PAKEM) yang dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun kemampuan guru di tingkat sekolah? 
    Atau meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris yang dapat "membuka informasi global maupun dunia kerja global" untuk siswa-siswa kita, dan adalah hal globalisasi di Indonesia yang paling penting sekarang.
    (Jumlah jam pelajaran dan sistem meniliakan bahasa Inggris jelas tidak berhasil menjamin kemampuan siswa-siswi kita dapat berpartisipasi di dunia global).
  12. Kalau Internet tidak terkait dengan kurikulum, UN, atau Proses Belajar Mengajar kurikulum, dan kebanyakan siswa-siswi tidak dapat mengakses informasi global (tanpa bahasa Inggris), juga bahan dalam bahasa Indonesia adalah sangat sedikit (dan mutunya..?), apakah Internet betul termasuk hal yang penting sama sekali di tingkat sekolah kita di Indonesia sekarang?
    Banyak sekali pro dan kontra akan kehadiran fasilitas internet di dunia pendidikan, padahal sesungguhnya para penggunanya yang tidak tahu menggunakannya dengan sebaik mungkin.
    Hanya menyalah gunakannya untuk hal-hal yang negatif saja.
SUMBER :
PSIKOLOGI PENDIDIKAN edisi kedua. John. W. Santrock.
Sumber: Indira Permanasari
http://teknologipendidikan.com/dikotomi.html
http://teknologipendidikan.com/ims.html
http://tpers.net/2007/09/apakah-teknologi-pendidikan-itu/
http://teknologipendidikan.com/

Minggu, 06 Februari 2011

PENDIDIKAN.,.,,ada keadilan g sich.,.,.???

aku.,..,
TOTA FIERDA RIA ANGELINA SIMBOLON.
seorang mahasiswa PSIKOLOGI USU,
aku lulus jalur mandiri, setelah sekian banyak test yang aku ikuti gagal.,.,.
aku gagal test PMP, UM UNDIP, SIMAK UI, UMB, SNMPTN untuk pilihan selalu FK...
wah.,.,.
sepertinya aku g diijinin msuk FK.,.,.tapi.,.aku g terima aja sebagai mahasiswa yang lulus jalur mandiri harus dianggap sebagai orang yang lulus karena uang.,.oke,,,
memang iya biayanya jauh lebih mahal, tapi apa aku masuk dan lulus tanpa melalui tes,,,aku merasa menjadi seorang yang lulus mandiri  seakan g di terima aja di kalangan masyarakat...menilai kalau uang yang memampukan aku kuliah...
masyarakat memang g pernah bisa memandang dari segala sisi,  hanya tahu kalau mandiri itu biayanya besar dan mudah masuknya.,.,.
aku juga punya teman yang g lulus jalur mandiri....
apa karena dia g punya cukup uang...???
sepertinya g deh.,.,tapi memang karena dia g lulus tes,,,,

PENDIDIKAN memang selalu menjadi alasan buat orang memandang individu itu bagaimana,tapi buat mereka yang memandang remeh jalur pendidikan, harusnya sadar kalau setiap orang berhak untuk mendapay PENDIDIKAN, bukan lihat dari jalur mana dia, tapi lihat bagaimana usaha dan niat dia untuk mencari PENDIDIKAN itu,,,

Dunia tak menjanjikan apaapa buat hidupku....

Aku dan dunia tempat aku berada saat ini masih belum memberikan apapa buat ku.,.
seperti tuntutan aja aku berada didalamnya.,.,.
mencoba menikmatinya walau terasa tak berarti sedikitpun buat dalam pribadiku.,.,
masih sama seperti aku yang dulu.,..
selalu dan selalu melakukan yang terbaik buat orangorang yang membanggakan ku.,..,.
bukan atas dasar keinginanku.,.,

oh my GOD.,.
salah besar aku seperti ini.,.
tapi aku tak tahu BAPA.,,.aku tak mengerti JESUS.,.,
luph JESUS.,.