Senin, 31 Maret 2014

PROFIL GURU

Pendidikan prajabat guru (preservice teacher education) mengacu pada kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk membekali calon guru dengan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakuan tugas-tugas secara efektif dalam kelas, sekolah, dan masyarakat luas setelah mereka menjalankan tugas sesungguhnya. Proses pengelolaan guru, mulai dari pendidikan prajabatan (prajab) sampai dengan promosi secara umum dibedakan seperti berikut ini:
a.   Pendidikan yang ditempuh melalui perguruan tinggi (pendidikan prajabatan, prajab).
b.Pendidikan profesi yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keprofesian pada perguruan tinggi.
c.  Induksi atau proses bimbingan dan pelatihan pada tahun pertama.
d.Pegembangan professional guru secara berkelanjutan (continuing professional development, CPD)
e.  Pengembangan karir guru, berupa kenaikan pangkat, penugasan dan atau promosi.
Pendidikan atau kualifikasi akademik minimum calon guru ditentukan sebagai persyaratan guru (minimum requirement for teacher candidate) yang diperlukan pada sebuah Negara. Sebagian Negara mensyaratkan diploma untuk calon guru jenjang pendidikan tertentu, sebagian lagi mensyaratkan sarjana (undergraduate) atau master. Sebagian Negara memisahkan antara pendidikan kualifikasi dengan pendidikan khusus calon guru. Sebagian lagi mengabungkan keduanya. Dibeberapa Negara, seorang penyandang gelar undergraduate atau master memasuki pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat guru. Di Negara lainnya, guru disiapkan melalui lembaga khusus yang mengkombinasikan pendidikan untuk kualifikasi dan untuk memperoleh sertifikat guru.
Namun demikian, pada intinya calon guru harus dibekali dengan kemampuan memfasilitasi peserta didik untuk bisa mengakuisisi pengetahuan, mengembangkan sikap dan perilaku peserta didik serta mampu berperan aktif dalam masyarakat. Karenanya, secara umum kurukulum pendidikan bagi calon guru dapat dibagi kedalam beberapa ranah, yaitu:
a.Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan
b. Pengetahuan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi pendidikan serta pengembangan ilmu
c. Pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang studi
d.  Pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui praktik
Windor dan Rowland (2005) melakukan survey terhadap sekelompok administrator sekolah mengenai calon guru yang mereka inginkan. Karakteristik calon guru yag diketahui oleh administratr disajikan sebagai berikut:
a.      Memiliki kepribadian yang asli, yaitu tulus dan rendah hati setiap saat
b.      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, tertulis dan lisan
c.       Menjadi pendengar yang baik
d.      Memiliki sikap yang kooperatif
e.      Memiiki pandangan positif pada pengajaran, pembelajaran dan siswa
f.        Dapat dipercaya dan diandalkan
g.      Memahami apa yang dibutuhkan untuk menjadi guru yang efektif
h.      Dapat mengelola siswa di dalam dan di luar kelas
i.        Memiliki sikap ambisius untuk mencapai prestasi dan berkinerja terbaik
j.    Memiliki keterampilan kepemimpinan, tampil hati-hati dan tidak berperilaku kasar
k.   Meiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip yang berlaku umum di pendidikan psikologi
l.        Memahami materi pelajaran dengan baik
m.    Memiliki kemampuan lebih dari satu mata pelajaran
n.      Memiliki harapan atas standar pribadi yang professional
o.      Dapat memodifikasi teknik pengajaran
p.    Dapat menghubungkan kegiatan mengajar dengan tujuan lain dari aneka kegiatan sekolah
q.      Mampu mengorganisasikan kegiatan bersama guru lainnya
r.       Memiliki selera bagus dalam berpakaian
s.       Memiliki selera humor
t.        Memiliki semangat untuk berkembang sebagai seorang professional

Berkaitan dengan faktor memotivasi minat dan keyakinan calon guru selama menjalani pendidikan persiapan, ada dua hal yang peru diperhatikan. Pertama, pekerjaan yang menunjukkan bahwa calon masuk ke program pendidikan guru dengan seperangkat keyakinan tentang mengajar, ruang kelas dan pengalaman pendidikan merka sendiri (Kagan, 1992). Kedua, sebagian besar keyakinan guru bekerja didasarkan pada pendidikan dalam jabatan, bukan dari pendidikan prajabatan yang memang kerap menimbulkan masalah.

Sifat Guru Frustasi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Harris Interactive (2006), beberapa permasalahn yang dihadapi oleh guru adalah:
1.   Guru yang memandang tidak cukup waktu merencanakan pembeajaran sebanyak 65%
2. 2 dari 3 guru menyatakan bahwa gaji tidak sesuai dengan beban pekerjaan sebanyak 64%
3. Guru yang memandang bahwa membantu siswa secara individual sebagai salah satu tantangan berat sebanyak 60%
4.  Guru yang mempersepsi bahwa prestise professional masih jauh dari harapan sebanyak 37%
5.   Guru yang memandang bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan tantangan berat sebanyak 34%
Berikut ini disajikan cirri-ciri guru yang menyebabkan siswanya frustasi akibat kinerja buruk guru ketika melaksanakan proses pembelajaran,
1.      Pandangan negative terhadap kegiatan mengajar atau pekerjaan mereka
2.      Sibuk bekerja dan kurang varietas dalam kegiatan kelas
3.      Kecongkakan
4.      Kurangnya pengetahuan
5.      Tidak mengenal banyak tentang siswanya
6.      Eengganan untuk menjawan pertanyaan siswa
7.      Apati

Guru yang Baik
       Semua guru harus baik dimata siswanya. Marie F. Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru, fokusnya berkaitan dengan masalah-masalah teknik, konten dan presentasi. Guru yang baik bercirikan sebagai berikut:
·         Memiliki kesadaran akan tujuan
·         Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa
·         Mentoleransi ambiguitas
·         Menunjukkan kemauan beradaptasi
·         Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
·         Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka
·         Belajar dari berbagai model
·         Menikmati pekerjaan dan siswa mereka
       Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang memilikinya.
1.      Confidance
2.      Patience
3.      True compassion for their students
4.      Understanding
5.      The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way
6.      Dedication to excellence
7.      Unwavering support
8.      Willingness to help student achieve
9.      Pride in student’s accomplishments
10.  Passion for life

 Sumber: Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

Jumat, 28 Maret 2014

KOMUNIKASI DAN ALAT BANTU

Alat bantu audiovisual dalam pengajaran berdasarkan prinsip penggunaan alat bantu audiovisual, film, slide, filmstrip, tape recorder, televisi, videotape, overhead projector, LCD projection panel, papan tulis, chart, peta, papan planel, pameran dan benda. Posisi alat bantu audiovisual dalam pengajaran adalah sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi pelajaran atau konsep yang sulit dimengerti tanpa ilustrasi visual.
Ada beberapa kesalahan persepsi terhadap alat bantu audiovisual. Oleh karena itu, untuk meluruskan masalah persepsi tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)      Alat bantu audiovisual bukan suatu bentuk pendidikan tersendiri,
2)      Alat bantu visual bukan hanya gambar hidup saja,
3)  Tujuan utama alat bantu audio visual, sejauh dikaitkan dengan pendidikan bukan untuk hiburan,
4)      Alat bantu audiovisual bukan sesuatu yang baru,
5)   Alat bantu audio visual bukan suatu obat mujarab untuk seluruh hambatan dalam pengajaran.
Manfaat alat bantu audiovisual antara lain:
1)      Membantu memberikan knsep pertama atau kesan yang benar,
2)      Mendorong minat,
3)      Meningkatkan pengertian yang  lebih baik,
4)      Melengkapi sumber belajar yang lebih lain,
5)      Membantu variasi metode mengajar,
6)      Meningkatkan/memacu keingintahuan intelektual,
7)      Cenderung mengurangi ucapan dan pengulungan kata yang tidak perlu,
8)      Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama, dan
9)      Dapat memberikan konsep baru dari suatu diluar pengalaman biasa.
Dalam penggunaan alat bantu audio visual terdapat kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
1)      Alat bantu apa yang dapat dagunakan untuk tugas yang akan dikerjakan?
2)   Alat bantu yang diketahui penggunaannya dengan baik oleh pimpinan atau seseorang yang ditugasi?
3)      Alat bantu apa yang paling siap untuk dipergunakan?
4)  Alat bantu mana yang paling sedikit memerukan waktu dan paling sedikit menyebabkan kebingungan?
5)      Alat bantu mana yang paling murah pengandaannya dan penggunaannya?
6)      Alat bantu mana yang akan memberikan perimbangan dan variasi yang paling baik?
7)      Alat bantu mana yang paing sesuai dengan minat dan pengertian pelajar?
8)      Apakah alat bantu dapat menyajikan materi dengan akurat?
9)      Apakah ada petunjuk untuk menggunakan alat bantu? Dan
10)  Apakah tersedia tempat dan fasilitas yang cocok untuk menggunakan alat bantu tersebut?
Ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk menggunakan alat bantu audiovisual antara lain:
1) Bahan yang disajikan dengan alat bantu audiovisual harus mengarah secara langsung ke masalah
2)      Bahan seyogianya hanya disajikan pada waktu yang tepat
3)      Pimpinan yang ada dalam kelompok sebaknya mengetahui segala sesuatunya dalam keadaan siap dan tersusun rapi
4)   Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu dan tidak sekedar menayangkan sesuatu
5)      Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan, dan
6)   Alat bantu audiovisual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan dengan baik

Komunikasi yang digunakan dalam pendidikan orang dewasa adalah laporan berkala dan surat edaran, berita serta buletin, leaflet, folder dan pamflet.
Laporan berkala adalah laporan yang dikirim secara pribadi kepada orang banyak. Surat edaran sifat pribadinya tiak sama seperti laporan berkala. Surat edaran memfokuskan suatu peristiwa, kejadian, atau keadaan lingkungan. Buletin, leaflet, folder dan pamphlet adalah informasi tertulis mengenai subjek khusus yang panjangnya bervariasi. Kesederhanaan dengan tampilan menarik sebaiknya menjadi kata kunci dalam mempersiapkan buletin, leaflet, folder dan pamflet.
Untuk menulis cepat terdapat tips yang perlu diikuti, antara lain:
a)      Mengetahui pembaca
b)      Mempunyai tujuan dan kejar tujuan itu
c)      Mempunyai rencana dan ikuti rencana itu
Untuk menulis agar mudah dibaca ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)      Seperti bercakap-cakap
b)      Gunakan kata-kata pendek
c)      Gunakan kata-kata personal
d)      Gunakan kalimat pendek dan bervariasi
e)      Gunakan paragraph pendek
f)       Susun kalimat secara logis, dan
g)      Cek tata bahasanya


Sumber: Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara


EVALUASI PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Evaluasi pendidikan orang dewasa adalah proses menentukan kekuatan atau atau nilai pekerjaan pendidikan atau pembimbing pendidikan orang dewasa. Evaluasi adalah suatu cara mengukur hasil kegiatan pendidikan.
Berdasarkan tingkat formalitasnya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
          1)      Evaluasi informal
          2)      Evaluasi semi formal
          3)      Evaluasi formal atau penelitian ilmiah.
Evaluasi berdasarkan tujuan dapat dibagi menjadi:
          1)      Evaluasi formatif, dan
          2)      Evaluasi sumatif.
Suatu evaluasi mempunyai beberapa manfaat, yakni:
              a)      Menentukan patokan awal
              b)      Mengetahui keberhasilan suatu kegiatan
              c)      Mencetak secara periodic efektivitas suatu program
              d)      Memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas
              e)      Memberi bukti yang konkret kepada pihak yang terkait
              f)       Meningkatkan sifat professional kepada penerima evaluasi.
Tujuan evaluasi antara lain:
       a)     Untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas mencaai tujuan umum yang telah ditentukan
       b)      Untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu
       c)      Untuk menentukan efektivitas bahan, metode, dan kegiatan pengajaran
       d)      Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur dan mayarakat
Evaluasi mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
         1)      Mempunyai tujuan yang pasti
         2)      Menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti
         3)      Bukti tentang perubahan dalam diri individu
         4)      Menggunakan istrumen yang berbeda dalam evaluasi
         5)      Kerja sama antara peneliti dan orang yang dinilai kemajuannya
         6)      Tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran
         7)      Evaluasi harus berkesinambungan
Prinsip evaluasi (Frutchey, 1973) yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan evaluasi antara lain:
           1)      Mengembangkan sikap kritis
           2)      Mengenal bias pribadi
           3)      Melakukan observasi silang untuk menentukan seberapa jauh konsistensinya masalah itu
           4)      Cek lebih jauh untuk menentukan apakah ada perilaku basa-basi
           5)      Pertimbangkan penyebab lain yang mungkin ada
        6)  Berhati-hati untuk tidak hanya membaca observasi yang kita harapkan saja dan mengabaikan interpretasi yang masuk akal
           7)      Dalam mengevaluasi hasil atau produk perilaku, gunakan criteria untuk menilainya
           8)      Cek lebih jauh untuk menentukan apakah hasil atau produk yang diklaim seseorang benar-benar hasil orang itu
           9)      Kenali bahwa banyak perilaku yang saling menutupi satu sama lain
          10)  Pastikan apakah bukti yang kita amati adalah benar-benar bukti yang sebenarnya
          11)  Hindari tergesa-gesa membuat kesimpulan, hendaknya hati-hati dan secermat mungkin

Prosedur evaluasi pendidikan orang dewasa menurut Morgan, et al (1976) terdiri atas lebih kurang tujuh langkah. Ketujuh langkah tersebut tidak selalu diambil dalam setiap mengevaluasi metode, mata pelajaran, atau pencapaian peserta didik. Ketujuh langkah tersebut yaitu:
            1.      Mengecek tujuan
            2.      Memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
            3.      Mengumpulkan bukti
            4.      Menentukan sunber bukti
            5.      Menentukan alat untuk memperoleh bukti
            6.      Menganalisis bukti dan
            7.      Menggunakan hasil
Dua ilustrasi evaluasi seperti berikut:
      1.  Lembar Saran Akhir Pertemuan yang dibagikan pada akhir pertemuan untuk mengevaluasi jalannya pertemuan, kelebihan dan kelemahan, serta mendapatkan saran-saran perbaikan untuk pertemuan yang akan datang
Contoh pernyataan yang sering digunakan (Morgan, et al., 1976)
1)      Bagaimana pendapat Anda mengenai pertemuan ini? (pilih satu jawaban)
a)      Jelek
b)      Sedang
c)      Ragu-ragu
d)      Baik
e)      Baik sekali
2)      Menurut Anda:
a)      Apa kelebihannya?
b)      Apa kelemahannya?
3)      Apa saran Anda untuk meningkatkan pelaksanaan pertemuan yang akan datang?
        2.  Kartu Penilaian yang digunakan oleh pimpinan dan peserta diskusi untuk mengevaluasi efektivitas diskusi.

Sumber: Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara