Rabu, 08 Juni 2011

dia adalah anak, ayah, ibu, kakek, nenek dari dirinya sendiri.

BACA LAH SEBELUM DIBACA ORANG LAIN!
KALO G MAU DIBACA JUGA GPP SIH. BACA G RUGI, G BACA JUGA LEBIH G RUGI. 

Seorang bayi perempuan diturunkan pada sebuah rumah panti asuhan di Cleveland (AS) pada tahun 1945. Bayi itu lalu dikenal dengan nama "Jane". Jane bertumbuh-kembang menjadi seseorang yang merasa kesepian dan patah hati, tidak tahu siapa orang tuanya, sampai satu hari tahun 1963 dia secara aneh tertarik pada seorang gelandangan. Jane jatuh cinta pada lelaki itu. Tapi baru saja keadaan akhirnya menjadi baik bagi Jane, musibah beruntun menghantamnya. Pertama, dia dihamili gelandangan itu, yang kemudian lenyap. Kedua, selama waktu melahirkan yang rumit dari bayinya, para dokter menemukan bahwa Jane punya organ kelamin lelaki dan wanita, dan untuk menyelamatkannya, mereka terpaksa melakukan pembedahan yang mengubahnya dari seorang "wanita" menjadi seorang "lelaki." Akhirnya, seorang asing misterius menculik bayinya dari ruang bersalin.

Terhuyung-huyung karena bencana beruntun itu, ditolak oleh masyarakat, dicela oleh nasib, "Jane" menjadi seorang pemabuk dan gelandangan. Dia tidak hanya kehilangan orang tua dan kekasihnya; dia juga kehilangan anak tunggalnya. Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 1970, dia tersandung ke dalam suatu bar yang sepi bernama Pop's Place, dan menumpahkan semua ceritanya yang menyedihkan pada seorang pelayan bar yang tua. Pelayan bar yang simpatik itu menawarkan kepada gelandangan itu peluang untuk membalas dendam terhadap orang asing yang membiarkan dia hamil, dengan syarat bahwa dia bergabung dengan "korps penembus waktu." Kedua-duanya lalu memasuki sebuah mesin waktu, dan pelayan bar itu menurunkan gelandangan itu pada tahun 1963. Gelandangan itu secara aneh tertarik pada seorang wanita piatu berusia muda, yang akhirnya hamil.

Pelayan bar itu lalu bepergian ke masa depan sejauh sembilan bulan, menculik bayi perempuan itu dari rumah sakit, dan menurunkan bayi itu di rumah panti asuhan pada tahun 1945. Lalu, pelayan bar itu menurunkan gelandangan yang bingung sekali itu pada tahun 1985 untuk mendaftarkan diri dalam korps penembus waktu. Gelandangan itu akhirnya membenahi hidupnya, menjadi seorang anggota senior yang dihormati dari korps penembus waktu, lalu menyamar sebagai seorang pelayan bar. Dia sekarang punya suatu misi yang paling sulit: suatu pertemuan dengan nasib, yaitu, bertemu dengan seorang gelandangan di Pop's Place pada tahun 1970.

Pertanyaannya ialah: Siapa ibu, ayah, kakek, nenek, putera, puteri, cucu perempuan, dan cucu lelaki Jane? Tentu gadis itu, gelandangan itu, dan pelayan itu adalah orang yang sama. Paradoks-paradoks ini bisa membuat kepalamu pusing, terutama kalau Anda mencoba menguraikan asal-usul yang berbelit-belit dari orang tuanya. Kalau kita menggambarkan pohon silsilah Jane, kita menemukan bahwa semua cabangnya dilengkungkan ke arah dalam kembali pada dirinya, mirip suatu lingkaran. Kita tiba pada kesimpulan yang mengejutkan bahwa Jane adalah ibu dan ayahnya sendiri! Seluruh pohon silsilah itu adalah dirinya sendiri.
Tapi paradoks waktu yang paling sulit dipahami adalah metode "garis dunia" (world lines) yang dipelopori Albert Einstein. Teori relativitasnya memberi kita metode ini untuk memahami paradoks waktu lebih baik.
(DISADUR DARI CERPEN OLEH Robert Heinlein (1907-1988) )

Kamis, 02 Juni 2011

Petiklah "BUAH" kasih dari sebuah kisah ^-^

Tradisi Membuang Orang Tua Di JEPANG

    Konon di Jepang pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan, mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.
     Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si ibu telah lumpuh dan mulai pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya tersebut. Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya dan mematahkannya kemudian menaburkannyadisepanjang jalan yang mereka lalui.Sesampai didalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia juga tidak menyangka sanggup melakukan perbuatan ini.
     Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata “Anakku, aku sangat menyayangimu. Dari kau kecil sampai dewasa aku selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi aku sudah menandai sepanjang jalan yang kita lewati dengan ranting2 kayu. Aku takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah.”
    Karena mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendonya untuk membawa si ibu pulang kerumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat ibu yang sangat mengasihinya tersebut sampai si ibu meninggal.
    Pesan moral: Orang Tua bukan barang rongsokan yang bisa buang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Sekalipun engkau sudah sukses atau sekalipun engkau susah hanya orangtua kita yg selalu mendampingi kita, bukan pacar ,suami,teman dll tapi orang tua kita yang selalu tak pernah meninggalkan kita,bagaimana pun keadaan kita & bagaimana kurang ajarnya kita kepada Orang Tua, Bapak Ibu kita tetap mengasihi kita. Mulai sekarang mari kita mengasihi orang tua kita selagi mereka masih hidup. HORMATILAH AYAH IBUMU MAKA PANJANG USIAMU & BERKAT SELALU MENGIKUTIMU.

tak sekedar SAHABAT

 Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. 
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.
Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

Senin, 30 Mei 2011

I miss " U "

KAU sosok yang selalu kurindukan,sudah hampir 2 tahun tak kuliat wajahmu.Sering aku meneteskan air mata karena begitu merindukanmu,terlebih lagi saat ingat janjiku padamu.Bukan aku g mau tepati janjiku padamu,tapi mungkin TUHAN berkehendak lain untukku. KAU satu-satunya yang masih hidup sekarang, juah disana dan hidup sebatang kara tanpa seorangpun menemanimu selain binatang kesayanganmu. Sudah berkali-kali kami datang menjemputmu, tapi kau selalu menolaknya. Tidak tahu kah KAU bahwa kami sangat mengkhawatirkan keadaanmu.
KAU,,,sosok yang kuat dan tegar.
KAU,,,wanita yang indah.
KAU,,,super cerewet.

AKU merindukan KAU yang jauh disana, sangat merindukanmu, sangat ingin bertemu denganmu, sangat merasa bersalah karena tak menepati janji padamu.

I MISS U MY GRANDMOTHER

Minggu, 29 Mei 2011

PELABUHAN ku ^^

Sejauh mata memandang, tak pernah kutemukan ujung dari jalan yang sedang kutapaki ini. Sulit untuk menjelaskannya, seakan mulut ini bungkam tak ingin berkata apapun. Antara "iya" dan "tidak",itu yang selalu ada didalam pikirankiu itu yang selalu menghantuiku. Aneh tapi nyata, itulah aku. Bukan aku bila tidak seperti ini, karena aku tak akan pernah berhenti mencari perhentianku yang sesungguhnya.
Sekarang,aku ada disini.Di tempat ini bersama mereka yang aku tak tahu apakah benar begini adanya atau hanya kebohongan semata,bertopengkan status dan latar belakang yang disetarakan. Bila dilihat sepintas dan sekejap mata memang "luar biasa" nikmatnya, tapi siapa yang akan tahu apa yang terjadi dikemudian hari. Berlayar selama lebih dari 9tahun, dan akhirnya kutemukan pelabuhan itu walaupun bukan itu sebenarnya yang aku tuju.Selalu menatap langit dengan harapan hampa "aku akan temukan itu", walau yang ku tahu hanya sebatas ini tapi "DIA" yang berkuasa atas aku punya cerita buat hidupku.Sungguh indah.Perlahan memang aku bisa melupakan "itu", tapi perlahan aku menyimpan rasa bersalah yang cukup besar atas "itu".
"molo dapot tingkina,i ma sasintongna sian ibana.Dang halani hagogonki boi ahu mardalan di ngolukon"
Tertutup. Itulah aku yang dulu.
Cengeng. Itulah yang menjadi ciri khasku.
Pendiam. Itulah yang jadi dasar aku seperti ini. 
Rela berkorban. Itulah yang menjadi bagian dari hidupku.
Masih banyak lagi tentangku yang tak dapat ku mengerti secara pribadi,karena KEEGOISANku sebagai manusia yang tak pernah merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya.Bila kah masih mungkin, aku ingin merubah pelabuhanku saja supaya tak seperti ini jadinya. Ingin berbuat sesuatu yang tak menyiksa orang lain,tapi buat orang lain bahagia saat mengenal aku.Bila ada tempat untuk mendapatkan jati diri,aku akan jadi orang pertama yang datang ketempat itu.Bila ada ruang untuk introspeksi diri,aku akan jadi orang yang pertama masuk kedalamnya.Bila ada cara untuk menuju jalan yang benar, aku akan jadi orang pertama yang membuka pintu hatiku.Tapi kenyataannya,aku sendiri tak pernah bisa mengerti diriku sendiri,aku sendiri tak bisa memahami hatiku sendiri,dan aku sendiri tak tahu apa sebenarnya yang aku inginkan. Benar memang apa kata dunia ini tentang manusia.Tak ada manusia yang tak "munafik",tak ada manusia yang tak "gengsi",tak ada manusia yang tak "berdosa".

"bereng ma angka sisean Mu,parbadiai ma hami"



Senin, 16 Mei 2011

Motivasi Siswa Kelas XII SMA Dalam Mengikuti Bimbingan Intensive di BT/BS Medica Medan Agar Lulus Ujian Masuk PTN

★Untuk Laporan Tugas Mini Proyek Psikologi Pendidikan    Lihat disini

Untuk Poster Tugas Mini Proyek Psikologi Pendidikan      Lihat disini


Tim Penyusun:
 


TESTIMONI ANGGOTA KELOMPOK


Santri Permana
Saya merasa senang terhadap para siswa yang aktif merespon, dan itu menjadi pelajaran bagi saya untuk selalu menghargai dan responsif terhadap orang lain. Semangat....! :)

M. Irfan Nasution
Good job.... I like it. :D


Tota Fierda
Selama melakukan tugas mini proyek ini, saya merasa kesabaran sangat dibutuhkan. Terlebih lagi saat berhadapan dengan para responden, saya serasa ingin marah melihat para responden yang seakan-akan tidak peduli dalam pengisian angket. Akhir kata, tugas mini proyek ini memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian. ^-^



 
Hespita Nora

Butuh perjuangan keras untuk akhirnya bisa menyelesaikan penyusunan laporan tugas mini proyek di mata kuliah Psikologi Pendidikan ini. Namun, pada akhirnya memberikan pelajaran tersendiri bagi kita sebagai pemula. Satu kata buat tugas ini, “Woow...”        ^_^

Putri Ratnaiskana                
Sungguh sebuah pengalaman baru yang cukup berkesan bagi saya. Benar-benar butuh pengorbanan untuk bisa menyelesaikan tugas mini proyek ini. Meskipun berbagai macam perasaan bercampur aduk membaur menjadi satu, namun secara keseluruhan saya sangat menikmatinya.
Never say Give Up.. ^^    

*Thank You*

Senin, 09 Mei 2011

ANDRAGOGI

Paedagogi berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedang paedagogos ialah seorang pelayan pada jaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Paedagagos berasal dari kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos”yang artinya “memimpin atau membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Dan dalam perkembangan selanjutnya istilah paedagogi berubah menjadi ilmu dan seni mengajar. Dalam pengertian paedagogi seperti tersebut di atas, timbul pandangan yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan. Kalau demikian, bagaimana dengan perubahan-perubahan yang terjadi, seperti inovasi dalam teknologi, perubahan-perubahan dalam sistem ekonomi, politik dan sebagainya, yang begitu cepat terjadi di jaman modern ini. Untuk menjawab tersebut di atas, maka ada teori pendidikan baru yang dikenal dengan teori mengenai cara mengajar orang dewasa atau disebut dengan andragogi.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu “andr” yang artinya orang dewasa, dan “agogos” yang artinya membimbing atau memimpin. Dari arti kata tersebut, berkembang pengertian bahwa andragogi adalah suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.
 
Asumsi Paedagogi dan Andragogi.
Ada asumsi yang mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh paedagogi dan andragogi. Asumsi tersebut antara lain :

1. Konsep diri
Konsep diri atau kepribadian, pada paedagogi dikatakan bahwa anak sangat tergantung kepada pihak lain, hampir seluruh kehidupannya diatur oleh orang dewasa, baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat lain. Oleh karena itu pada paedagogi, peserta didik dianggap masih belum mampu untuk mengatur dirinya sendiri. Anak didik dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi air. Dan ada juga yang berpendapat bahwa pendidikan terhadap anak ini diibaratkan seperti memahat sebuah patung. Baik botol maupun patung adalah suatu gambaran dari anak didik yang siap menerima apa adanya dari sang pendidik, tanpa harus memberikan komentar, atau mengembangkan sendiri.
Pada andragogi, peserta didik dianggap sudah dewasa, sehinga konsep diri atau kepribadiannya berkurang ketergantungannya kepada orang lain. Ia memandang dirinya sudah mampu untuk mengatur dirinya sendiri, sehingga dalam proses pendidikan, para pendidik hanya sekedar mengarahkan.
Ada beberapa implikasi dari asumsi tersebut di atas, antara lain :
a. Iklim belajar
Iklim belajar harus disesuaikan dengan keadaan peserta belajar, seperti kursi, meja, atau yang lainnya yang dipakai anak-anak tentu berbeda dengan yang dipakai orang dewasa
b. Partisipasi.
Partisipasi peserta belajar untuk anak-anak masih relatif belum dibutuhkan, akan tetapi untuk orang dewasa, tentu sangat dibutuhkan, seperti mengikutsertakan peserta belajar dalam merencanakan pembelajaran, mendiagnose kebutuhan belajar, mengevaluasi belajar, dan sebagainya. Karena dengan demikian, maka mereka akan termotivasi untuk belajar, merasa dihargai, dan sebagainya.
 
2. Pengalaman
Pengalaman pada anak-anak adalah sesuatu yang terjadi pada dirinya. Ini berarti pengalaman pada anak-anak merupakan rangsangan yang berasal dari luar, dan mempengaruhi dirinya. Akan tetapi untuk orang dewasa pengalaman itu adalah dirinya sendiri. Perbedaan pengalaman ini menimbulkan konsekwensi dalam proses belajar yaitu:
a. Karena orang dewasa lebih kaya pengalamannya, maka proses belajar pada mereka lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyerap pengalaman mereka, seperti diskusi, seminar, konferensi kerja, dan sebagainya
b. Penekanan dalam proses belajar untuk anak-anak lebih ditekankan pada pengisian, karena mereka belum banyak pengalaman. Akan tetapi untuk orang dewasa, pada aplikasi praktis yang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kesiapan dan orientasi untuk belajar
Kesiapan untuk belajar pada anak-anak masih relatif rendah, karena umumnya mereka masih relatif suka bersenang-senang, bermain dan sebagainya, begitu juga tuntutan mereka tidak terlalu besar. Berbeda dengan orang dewasa, di mana tuntutan tanggung jawab makin besar, sehingga kesiapan belajar akan lebih tinggi.
Orientasi belajar anak-anak cenderung untuk mengumpulkan semua pengetahuan dan keterampilan, dan kelak akan dapat diterapkan. Berbeda dengan orang dewasa, apa yang dipelajari, secepat mungkin untuk dapat diterapkan.
Berdasarkan tersebut di atas, maka implikasi dalam proses belajar adalah sebagai berikut :
a. Para pendidik untuk anak-anak lebih proaktif, karena rangsangan dari para pendidik, sangat mempengaruhi terhadap kesiapan dan orientasi belajar mereka. Pada orang dewasa pendidik berperan sebagai teman, yang siap memberikan bantuan kepada orang yang belajar, karena mereka sudah siap dan segera dapat mengaplikasikannya.
b. Kurikulum dalam pendidikan untuk anak-anak berorientasi pada mata pelajaran yang sifatny hafalan. Sedang untuk orang dewasa berorientasi pada pemecahan masalah, karena mereka sudah siap untuk belajar dalam pemecaherdasarkan pengalamannya. 

SUMBER : http://kartika71tik.blogspot.com/2011/03/paedagogi-dan-andragogi.html

Selasa, 03 Mei 2011

apa itu pedagogi....???!!!

PEDAGOGI adalah Bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak atau orang lain yang belum dewasa, disebut pendidikan (pedagogik). Setelah itu pedagogik berarti suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompopk orang lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi.

Dalam bentuk lain, pedagogik itu dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia mengalami proses tersebut mendapat perubahan. Tingkah laku seseorang adalah setiap respons yang dapat dilihat atau diperlihatkan oleh orang lain. Disamping itu pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh karena itu pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainya. Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Undang-undang guru dan dosen No. 14 tahun 2005, dan PP No 19/2005 menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.

Bertitik tolak dari apa yang penulis kemukakan di atas, dengan terdapatnya empat kompetensi guru yang perlu dibahas, dalam hal ini mengingat luasnya cakupan kompetensi tersebut sehingga memakan waktu yang panjang, mengingat singkatnya waktu dan kurang sumber, untuk itu penulis akan menguraikan beberapa kompetensi yang harus dimilik guru antara lain: kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial.


A. Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Mulyasa (2006) Secara pedagogik, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sabagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagodik , dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cendrung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri.

Sehubungan dengan itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam mengelola pembelajaran. Secara operasional kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.

1. perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta memperkirakan cara pencapaiannya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi kemasa depan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber.

2. Pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta memerlukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga pendidik lainnya harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional kedalam program pembelajaran.


B. Pemahaman terhadap Peserta Didik
Pemahan terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogic yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat pisik, dan perkembangan kognitif.

1) Tingkat kecerdasan
Orang yang berjasa menemukan tes intelengensi pertama sekali adalah seorang dokter berkebangsaan Perancis: Alfred Binet dan pembantunya Simon, tes ini pertama sekali diumumkan antara 1908–1911 yang diberi nama skala pengukur kecerdasan. Purwanto (1996) Tes Binet Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok-kelompokan menurut umur (untuk anak-anak umur 3–5 tahun) yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah, seperti:
a. Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang.
b. Mengulang deretan angka-angka
c. Memperbandingkan berat timbangan
d. Menceritakan isi gambar-gambar
e. Menyebutkan nama bermacam-macam warna
f. Menyebutkan harga mata uang
g. Dan sebagainya.

2) Kreatifitas
Kreativitas bias dikembangkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kreativitasnya. Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Anak yang kreativ belum tentu pandai, dan sebaliknya.

3). Kondisi Fisik
Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan bicara, pincang, dan lumpuh karena kerusakan otak. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka.

4) Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas kognitif, psikologis, dan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan struktur dan fungsi karakteristik manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang mantap, dan merupakan suatu proses kematangan.

SUMBER  :
http://kadri-blog.blogspot.com/2010/05/pengertian-pedagogik.html

Kamis, 28 April 2011

Mulai PAGI ini ^_^

Seperti biasa aku bangun tergesa-gesa,
Langsung mengurus ini dan itu,
Terburu-buru makan, terpogoh-pogoh ke kampus.
Aku tidak mempunyai cukup waktu.
Aku orang sibuk, banyak tugas, banyak kegiatan,
Karena itu aku tidak sempat berdoa.

Hari ini segala yang aku kulakukan menubruk kesana sini.
Persoalan dating bertubi-tubi,
“mengapa TUHAN tidak menolong?” aku bertanya.
TUHAN menjawab,”tetapi kamu tidak meminta.”
Aku ingin hari itu bertabur bunga-bunga keberhasilan,
Namun yang kuhadapi adalah belukar berduri
Aku heran mengapa TUHAN tidak menunjukkan jalan.
TUHAN pun balas bertanya, “mengapa kamu tidak mencari?”
Persoalan demi persoalan membuat aku terjerembab,
Aku putar otak dan berupaya, namun sia-sia.
Dalam hati aku menggugat mengapa TUHAN tidak memberi jawab.  
TUHAN berkata, “tapi kamu tidak bertanya.”

Jalan macet menghadang, jalan buntu menunggu, 
Beban masalah menekan aku merunduk.
Pelbagai kunci kucoba untuk membuka pintu,
Tersenyum TUHAN berucap, “mengapa kamu tidak mengetuk?”
Kepalaku oleng bak kapal bersandar tanpa sauh,
Hatiku gelisah merontah seperti ikan dalam pukat.
Aku merintih, “TUHAN, mengapa engkau begitu jauh?”
TUHAN menjawab, “tapi kamu tidak mendekat”

Lalu mulai pagi ini,
Aku terlebih dulu menenangkan diri,
Berkonsolidasi, mencari visi, bermeditasi,
Begitu banyak yang hari ini perlu kukerjakan.
Tapi justru sesab itu aku membuka hubungan :
“SELAMAT PAGI TUHAN”


My prayer ^-^

Early to bed and early to rise make a man healthy, wealthy and wise. De morgenstond heeft goud in zijn mond. The early bird catches the worm.

Setiap pagi berlutut meminta tugas apa yang TUHAN  kehendaki kita perbuat hari itu. Dan malamnya berlutut lagi, menyerahkan kepada TUHAN apa yang hari itu telah kita perbuat.












 
Dalam doa, manusia meminta kepada TUHAN. Namun, cara TUHAN mengabulkan permintaan itu tidaklah selalu sesuai dengan apa yang kita bayangkan, sehingga mungkin kita mengira telah terjadi salah paham.
 
What a friend we have in JESUS,
All oue sins and griefs to bear,
What a privilege to carry,
Everything to GOD in prayer,
O what peace we often forfeit,
O what needless pain we bear,
All because we do not carry,
Everything to GOD in prayer.

Berbantal  batu pun ku mau rebah, bagai musafir yang lunglai, lelah,
Asal dimimpiku dekat kepadaMU, makin dekat TUHAN kepadaMU.

Just as I am, without one plea,
But that Thy blood was shed for me,
And that Thou biddest me come to Thee,
O Lamb of GOD, I come, I come!
Just as I am, though tossed about,
With many a conflict, many a doubt,
Fightings and fears within, without,
O Lamb of GOD, I come, I come!

Ya ALLAH,
Berikanlah saya keheningan hati untuk menerima apa yang tidak dapat saya ubah,
Keberanian untuk mengubah apa yang dapat saya ubah,
 Dan kebijaksanaaan untuk membedakan kedua hal itu.
 

Selasa, 26 April 2011

Peranan Agama dalam Bimbingan Konseling







            “Tiadakah mereka melakukan perjalanan di muka bumi, sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka merasa, dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar? Sungguh, bukanlah matanya yang buta, tetapi yang buta ialah hatinya, yang ada dalam (rongga) dadanya.” (Al Hajj : 46)

            Pendidikan agama harus diimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil. Pendidikan tidak hanya  berarti memberi pelajaran agama kepada anak-anak yang belum lagi mengerti dan dapat menangkap pengertian-pengertian yang abstrak. Akan tetapi yang terpokok adalah penanaman jiwa percaya kepada Tuhan, membiasakan mematuhi dan menjaga nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang ditentukan oleh ajaran agama.
            Menurut pendapat para ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan kelakuan dan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya sejak lahir. Bahkan mulai dari dalam kandungan ibunya sudah ada pengaruh terhadap kelakuan si anak dan terhadap kesehatan mentalnya pada umumnya. Dengan memberikan pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama sejak lahir, maka semua pengalaman itu akan menjadi bahan dalam pembinaan kepribadian.
            Dengan demikian, pendidikan Agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

“Dan demi nafs dan yang menciptakannya, maka diilhamkan-Nya kepada jiwa tersebut  kefasikan dan ketakwaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya” (Asy-Syam:7-10)


A.     Ajaran Islam Yang Berkaitan Dengan Bimbingan Konseling
Bebicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan permasalahan (problem solving) yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :
“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)

Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.

“Berkata orang-orang tiada beriman:”Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?”
Jawablah :”Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki, dan membimbing orang yang bertobat kepada-Nya.” (Ar-Ra’d :27)

Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada jiwa yang  menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar manusia  selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi.
Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti yang tertuang pada ayat-ayat berikut :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya” (At-Tiin :4-5)

“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan-keturunan anak-anak Adam dari tulang sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi). Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan :”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (Al-A’Raf :172)

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)

Ada beberapa ayat yang lebih khusus menerangkan tugas seseorang dalam pembinaan agama bagi keluarganya.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At Tahrim:6)

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (As-Syu’ara:214)

Sedangkan pada beberapa Hadits yang berkaitan dengan arah perkembangan anak diantaranya :

“Tiap-tiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Baihaqi)

“Seseorang supaya mendidik budi pekerti yang baik atas anaknya. Hal itu lebih baik daripada bersedekah satu sha” (HR At Turmudzi)

“Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah budi pekertinya” (HR Ibnu Majah)

Selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan konseling, khusus konseling sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan kebutuhan potensial para siswa  pada beberapa jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe konseling berikut ini :
  1. Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan penyalahgunaan zat adiktif.
  2. Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan  dan kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social.
  3. Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat dihadapi  dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan sebagainya.
  4. Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karir dan perkembangan akademik.
Dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.
Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat disitimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia disisi Allah SWT.
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah 58:11)


B.     Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling
Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor.
Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi muslim tersebut memiliki ketangguhan pribadi tentunya dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Selalu memiliki Prinsip Landasan dan Prinsip Dasar yaitu hanya beriman kepada Allah SWT.
2.      Memiliki Prinsip Kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat.
3.      Memiliki Prinsip Kepemimpina, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasulnya.
4.      Selalu memiliki Prinsip Pembelajaran, yaitu berprinsip kepada  Al-Quran Al Karim.
5.      Memiliki Prinsip Masa Depan, yaitu beriman kepada Hari Kemudian
6.      Memiliki Prinsip Keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”
Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan klien kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaannya pembimbing dan konselor perlu memiliki tiga langkah untuk menuju pada kesuksesan bimbingan dan konseling. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu “Dua Kalimat Syahadat”, kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus symbol kehidupan yaitu “Shalat lima waktu”, dan ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan “puasa”. Prinsip dan langkag tersebut penting bagi pembimbing dan konselor muslim, karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Dengan mengamalkan hal tersebut akan memberi keyakinan dan kepercayaan bagi counselee yang melakukan bimbingan dan konseling.

“Dan hendaklah ada diantara kamu suatu umat yang menyeru berbuat kebaikan, dan menyuruh orang melakukan yang benar, serta melarang yang mungkar. Merekalah orang yang mencapai kejayaan.” (Ali Imran : 104)

Pada ayat tersebut memberi kejelasan bahwa pelaksanaan bimbiungan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri dari Allah SWT. Para pembimbing dan konselor perlu mengetahui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologie), manusia disebut “homo divians” yaitu mahluk yang berke-Tuhan-an, bebarti manusia dalam sepanjang sejarahnya senantiasa memiliki kepercayaan terhadap Tuhan atau hal-hal gaib yang menggetarkan hatinya atau hal-hal gaib yang mempunyai daya tarik kepadanya (mysterium trimendum atau mysterium fascinans). Hal demikian oleh agama-agama besar di dunia dipertegas bahwa manusia adalah mahluk yang disebut mahluk beragama (homo religious), oleh karena itu memiliki naluri agama (instink religious), sesuai dengan firman Allah SWT :

“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah (naluri) Allah yang telah menciptakan manusia menurut naluri itu, tidak ada perubahan pada naluri dari Allah itu. Itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Rum : 30)

Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamaya, dalam hal ini Agama Islam. Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi. Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konselingdan terapi dimana filosopinya didasarkan atas ayat-ayat Alquran dan Sunnah Rosul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang di ridai Allah SWT.

Sumber :
http://kaunseling.multiply.com/journal